Rapat pekerjaan ekonomi pusat Tiongkok yang berakhir belum lama berselang menunjukkan, titik berat pekerjaan ekonomi Tiongkok tahun depan adalah mencurahkan tenaga untuk mendorong perubahan pola pembangunan, dan benar-benar menyatukan pemeliharaan perkembangan ekonomi secara mantap dan relatif cepat dengan percepatan perubahan pola perkembagnan ekonomi. Analisa pakar menunjukkan, untuk mendorong perubahan pola pembangunan, Tiongkok tahun depan perlu meningkatkan restrukturisasi ekonomi dan terus mendorong pertumbuhan konsumsi domestik.
Menghadapi imbas serius krisis keuangan internasional, ekonomi Tiongkok tahun ini bergerak menyusuri kurva berbentuk huruf "V" dengan berbalik cepat, pemenuhan target pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini sebesar 8 persen pada pokoknya tidak menjadi soal. Namun perlu disadari pula bahwa daya pendorong internal pertumbuhan kembali ekonomi Tiongkok masih lemah, kontradiksi struktural masih sangat menonjol, pengubahan pola perkembangan ekonomi dan restrukturisasi ekonomi telah menjadi tugas yang sangat mendesak. "Kualitas" dan "kuantitas" pertumbuhan ekonomi tahun depan harus ditempatkan pada posisi yang sama pentingnya.
Berbicara tentang restrukturisasi ekonomi, periset Institut Energi Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, Zhou Dadi berpendapat, pengembangan ekonomi karbon rendah akan menjadi titik berat restrukturisasi. Pemerintah akan meningkatkan intensitas dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, pengembangan enerti alternatif dan penanggulangan polusi lingkungan. Dikatakannya:"Pemerintah pusat selalu menekankan perlunya menyesuaikan kembali pola pembangunan dan struktur ekonomi, bahkan menunjukkan tidak boleh menjadikan pertumbuhan cepat produk domestik bruto (PDB) sebagai target. Kesemua itu sejalan dengan pengembangan ekonomi karbon rendah."
Berdasarkan target pengurangan emisi yang diumumkan pemerintah Tiongkok, emisi karbon dioksida per unit PDB Tiongkok tahun 2020 akan berkurang 40 sampai 45 persen dibanding tahun 2005. Rapat pekerjaan ekonomi pusat Tiongkok juga khusus menyatakan tekad Tiongkok untuk mendorong penghematan energi dan pengurangan emisi, mengadakan proyek pilot ekonomi karbon rendah, dalam rangka upaya untuk mengendalikan emisi gas rumah kaca. Kesemua itu telah meletakkan dasar bagi perkembangan ekonomi karbon rendah.
Untuk mendorong restrukturisasi ekonomi, rapat pekerjaan ekonomi pusat mengajukan pula rencana untuk mengembangkan industri baru tumbuh strategis. Profesor Yuan Gangming dari Universitas Tsinghua menyatakan, energi baru adalah industri yang cerah prospeksnya dalam industri baru tumbuh strategis di Tiongkok dewasa ini. Dikatakannya:"Yang dimaksud dengan industri energi baru adalah industri yang hemat energi, hemat sumber daya dan ramah lingkungan. Pemerintah akan memberikan dukungan kepada industri tersebut dengan melakukan restrukturisasi dari arah strategis."
Para pakar menunjukkan pula, titik berat lain restrukturisasi itu adalah mengubah pola pertumbuhan ekonomi di masa lalu yang bergantung pada ekspor dan didorong oleh investasi menjadi pertumbuhan ekonomi yang didorong bersama oleh konsumsi, investasi serta impor dan ekspor. Tiongkok kini adalah ekonomi terbesar nomor tiga di dunia, namun pengeluaran konsumsi pribadi tidak sampai 40 persen PDB, sedang pengeluaran konsumsi ekonomi-ekonomi besar lainnya mencapai sekitar 60 persen PDB bahkan lebih.
Dalam situasi taraf ekspor jauh di bawah tahun-tahun sebelumnya, pemerintah Tiongkok mulai melaksanakan kebijakan yang mendorong konsumsi penduduk untuk mewujudkan transformasi ekonomi dengan mencapai hasil nyata. Ekonom kepala Securitas Galaxy, Zuo Xiaolei menyatakan, pola promosi perkembangan ekonomi terutama dengan peningkatan konsumsi domestik akan berlanjut tahun depan. Dikatakannya:"Restrukturisasi ekonomi Tiongkok sebelumnya dilakukan berdasarkan konsep mikro. Tapi menurut hemat saya, restrukturisasi pertuma-tama harus meluruskan struktur makro. Misalnya pola pertumbuhan ekonomi, sebelumnya terutama didorong oleh investasi, kini harus beralih dengan mengandalkan konsumsi, investasi serta impor dan ekspor. Rapat pekerjaan ekonomi pusat menunjukkan, perluasan permintaan domestik dari segi makro terutama adalah mendorong pertumbuhan konsumsi, agar pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan." Demikian kata ekonom Zuo Xiaolei.