Mengenal Kebudayaan Tradisional Tionghoa
-- By Nining
Kebudayaan tradisional Tiongkok sangat kaya dan beragam, misalnya kaligrafi, lukisan tradisional, opera Peking, Konfusianisme, jubah Cheongsam, teh, pengobatan tradisional, dan sebagainya. Tetapi, seiring dengan modernisasi di Tiongkok, generasi muda Tiongkok seperti kami tampaknya semakin jauh dari kebudayaan tradisional. Kami suka makan hamburger, memakai jeans dan T-shirt, bahkan tidak pernah lagi menulis aksara dengan mopit karena banyak menggunakan komputer.
Minggu lalu saya sempat bersinggungan dengan kebudayaan tradisional, ketika mendengar wawancara CRI dengan dua pakar kebudayaan tradisional Tiongkok – Wang Xufeng dan Zhou Qin.
Wang Xufeng adalah penulis perempuan terkenal dan pemenang Hadiah Sastra Maodun Tiongkok dengan karyanya "Insan Teh", novel panjang favorit saya. Bukunya itu menceritakan pengalaman sebuah keluarga di kota Hangzhou yang menanam, memproduksi, menjual, dan meneliti teh. Pengalaman keluarga itu juga dapat mencerminkan seluruh industri teh di Tiongkok. Larena itu, Anda pasti sudah tahu, Wang Xufeng juga adalah pakar di bidang teh. Teh sebagai lambang bangsa Tionghoa juga sangat terkenal di seluruh dunia, baik pembesar maupun rakyat jelata, banyak yang menggemari teh, atau pernah makan kue lezat yang terbuat dari teh. Karena itu, teh termasuk budaya Tionghoa yang relatif paling mudah diterima dan disebarkan di mancanegara. (klik untuk halaman kedua)