Nining
  2011-12-14 14:48:22  CRI

-- By Nining

Lain dengan Teh, Opera Kunqu yang berasal dari Suzhou, Tiongkok timur itu agak asing bagi kalangan generasi muda Tiongkok, apalagi warga asing. Sebenarnya, Opera Kunqu bersejarah lebih tua daripada Opera Peking, sekaligus juga indah. Untuk menikmati Kunqu, sebaiknya menggunakan waktu sepanjang malam, kira-kira 2 atau 3 jam, dan sementara lupakan urusan kantor, dengan santai duduk di gedung teater. Itu juga pandangan Zhou Qin – sastrawan Opera Kunqu di Tiongkok yang menghadiri kegiatan wawancara di CRI minggu lalu. Dalam perbenturan antara opera tradisional Tiongkok dengan musik Barat termasuk Rock'n Roll, mungkin opera tradisional Tiongkok yang agak lambat ritmenya lebih susah diterima kalangan generasi muda yang kehidupannya semakin cepat. Tetapi budaya itu sebagai unsur penting bangsa Tiongkok, tidak bisa dipisahkan dari jiwa atau semangat kita.

Karena itulah, saya pergi ke gedung teater untuk menikmati Opera Kunqu yang berjudul Paviliun Peoni. Sebelumnya saya sungguh-sungguh tak pernah terpikir menghadiri opera itu, malah banyak membayar mahal untuk konser penyanyi pop. Tapi kali ini saya sengaja memberi kesempatan bagi diri saya sendiri untuk mengenal opera tradisional Tiongkok itu. Paviliun Peoni yang dipentaskan di Grand Theatre adalah versi khusus generasi muda, telah diaransemen ulang supaya lebih mudah diterima generasi muda. Saya pun langsung tertarik oleh opera itu, yang dimainkan para aktor yang cantik dan bersuara merdu. Saya dengar, teater ini telah dimainkan di banyak negara dan mendapat sambutan positif. (klik untuk halaman ketiga)

1 2 3
Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040