-- By Nining
Lain dengan Teh, Opera Kunqu yang berasal dari Suzhou, Tiongkok timur itu agak asing bagi kalangan generasi muda Tiongkok, apalagi warga asing. Sebenarnya, Opera Kunqu bersejarah lebih tua daripada Opera Peking, sekaligus juga indah. Untuk menikmati Kunqu, sebaiknya menggunakan waktu sepanjang malam, kira-kira 2 atau 3 jam, dan sementara lupakan urusan kantor, dengan santai duduk di gedung teater. Itu juga pandangan Zhou Qin – sastrawan Opera Kunqu di Tiongkok yang menghadiri kegiatan wawancara di CRI minggu lalu. Dalam perbenturan antara opera tradisional Tiongkok dengan musik Barat termasuk Rock'n Roll, mungkin opera tradisional Tiongkok yang agak lambat ritmenya lebih susah diterima kalangan generasi muda yang kehidupannya semakin cepat. Tetapi budaya itu sebagai unsur penting bangsa Tiongkok, tidak bisa dipisahkan dari jiwa atau semangat kita.
Karena itulah, saya pergi ke gedung teater untuk menikmati Opera Kunqu yang berjudul Paviliun Peoni. Sebelumnya saya sungguh-sungguh tak pernah terpikir menghadiri opera itu, malah banyak membayar mahal untuk konser penyanyi pop. Tapi kali ini saya sengaja memberi kesempatan bagi diri saya sendiri untuk mengenal opera tradisional Tiongkok itu. Paviliun Peoni yang dipentaskan di Grand Theatre adalah versi khusus generasi muda, telah diaransemen ulang supaya lebih mudah diterima generasi muda. Saya pun langsung tertarik oleh opera itu, yang dimainkan para aktor yang cantik dan bersuara merdu. Saya dengar, teater ini telah dimainkan di banyak negara dan mendapat sambutan positif. (klik untuk halaman ketiga)