Tokoh berbagai kalangan dan opini umum di luar negeri berpendapat bahwa Tiongkok berpegang teguh pada menempuhnya jalan sosialisme yang berciri khas Tiongkok berarti penting bagi pembangunan pada masa depan, juga memberi pengaruh mendalam kepada perdamaian dan perkembangan dunia.
Ketua Dewan Urusan Dunia Indonesia Ibrahim Yusuf mengatakan, selama 30 tahun yang lalu, kebijakan reformasi dan keterbukaan Tiongkok mendatangkan perkembangan ekonomi Asia. Ide keterbukaan tidak saja sangat penting bagi perkembangan ekonomi Tiongkok, juga mempunyai makna contoh bagi negara-negara ASEAN yang termasuk Indonesia. Pola yang Tiongkok memelihara kestabilan di bidang politik selama belasan tahun yang lalu mendorong perkembangan Asia.
Penasehat urusan keamanan Menteri Pertahanan Indonesia Hatind Aslin mengatakan, sejak Tiongkok mengambil kebijakan reformasi dan keterbukaan pada tahun ke-80an abad lalu, ekonomi Tiongkok selalu dipertahankan kecenderungan yang berkembang secara pesat dan mantap, sekarang pemimpin Tiongkok telah beralih pada bagaimanan memelihara pertumbuhan berkelanjutan dan mendorong pembangunan kesejahteraan rakyat.
Senator Brazil Inacio Arruda mengatakan bahwa Tiongkok telah menjadi masyarakat ekonomi yang kedua terbesarnya di dunia. Kebangkitan Tiongkok justru karena Tiongkok berpegang menempuh jalan sosialisme dan pemimpinan PKT yang tepat. Namun praktek sosialime tidak mempunyai pola yang satu-satunya, PKT memilih jalan pembangunan yang khas dan mencapai prestasi yang besar berdasarkan cirri khas Tiongkok.
Pakar masalah Tiongkok Perancis Pierre Picaard mengatakan jalan reformasi dan keterbukaan Tiongkok sesuai dengan ekonomi dan perkembangan dirinya. Dia berpendapat bahwa pemerintah Tiongkok membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam proses reformasi. Dikatakannya, ekonomi, kualitas kehidupan, urbanisasi, daya pengaruh internasional Tiongkok semuanya ditingkan selama 10 tahun yang lalu. Sementara itu, Tiongkok juga sedang melaksanakan reformasi atas system politik.