XINHUA: Dalam beberapa tahun ini, di daerah perbatasan barat daya Tiongkok terdapat tiga kekuatan yang semakin meluas, yaitu kekuatan ekstremis agama, kekuatan separatis nasional dan kekuatan teroris internasional. Sejumlah oknum kekerasan dan teroris melancarkan perang Jihad setelah terhambat kegiatan penyelundupan dan membunuh warga sipil secara membabi buta sehingga menjadi ancaman serius. Badan Keamanan Umum Tiongkok pada awal Mei 2014 mengatur pihak kepolisian berbagai provinsi dan daerah antara lain seperti Henan, Guangdong, Guangxi, Sichuan, Yunnan dan Xinjiang mengadakan aksi khusus untuk menghantam kegiatan penyelundupan di daerah perbatasan barat daya.
Sejauh ini, badan keamanan umum total telah membongkar 262 kasus penyelundupan, menangkap 352 tersangka yang mendalangi penyelundupan dan 852 tersangka yang mencoba melintasi wilayah secara ilegal.
Menurut penjelasan, kegiatan penyelundupan di daerah perbatasan barat daya Tiongkok berbeda dengan kasus penyelundupan biasa dan jelas berhubungan dengan kegiatan terorisme. Kegiatan kejahatan itu terutama didalangi oleh Organisasi "Gerakan Islam Turkistan Timur". Mereka menyebarkan pikiran ekstremis agama, mengelabui massa untuk ikut serta dalam Perang Jihad dengan melintasi wilayah serta menambah kekuatan bagi Organisasi Kekuatan Teroris "Gerakan Islam Turkistan Timur".
Pihak kepolisian Tiongkok menyatakan akan meningkatkan lebih lanjut kerja sama internasional dengan negara-negara Asia Tenggara, dengan mengandalkan mekanisme kepolisian bilateral dan multilateral melancarkan bersama pekerjaan penangkapan lintas wilayah, dan bertekad menangkap dan menghukum gembong kejahatan penyelundupan.
Pihak kepolisian Tiongkok dari kasus-kasus sejenis yang terbongkar menemukan, para tersangka pada umumnya pernah menerima pelatihan atau menonton rekaman video serangan teroris. Rekaman video itu pada pokoknya berkedok agama dan sama sekali bertentangan dengan ajaran agama Islam yaitu "beramal dan bertobat", dengan terang-terangan mengkhotbahkan pembantaian dan bunuh diri dan menyebarkan ajaran "masuk surga dengan mengorbankan diri dalam Perang Jihad". Justru dengan dihasut pikiran ekstremis agama itu, para penyelundup kehilangan akal sehat dan menghalalkan segala cara demi masuk surga, dan mengupayakan surat izin masuk surga dengan mengorbankan jiwanya sendiri maupunorang lain.
Ahli Masalah Asia Tenggara Tiongkok, Periset Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Guangxi Sun Xiaoying mengatakan, para penyelundup ternyata terkelabui pikiran ekstremis agama dan mereka harus melewati beberapa negara kalau ingin sampai tempat tujuannya, sedangkan jarang sekali ada orang yang berhasil. Mereka akan dipulangkan berdasarkan hukum internasional jika tertangkap. Sejumlah penyelundup ini akhirnya menjadi pengungsi internasional karena tidak memiliki kartu identitas.