Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida belakangan ini mengumumkan bahwa pembicaraan menteri luar negeri Jepang, Tiongkok dan Korea Selatan (Korsel) akan digelar di Seoul besok. Ini merupakan pembicaraan menteri luar negeri pertama selama 3 tahun terakhir ini. Fumio Kishida mengatakan bahwa ia berharap dapat membahas hubungan kerja sama tiga negara ini, dan bertukar pendapat mengenai situasi regional dan internasional.
Media menganalisa, ini merupakan petemuan pertama menteri luar negeri ketiga negara sejak April 2012. Meskipun terdapat masalah yang belum diselesaikan, namun pertemuan ini tetap akan memberi peluang untuk kerja sama antara tiga negara ini di bidang pelestarian lingkungan dan energi. Penanggung jawab Kementerian Luar Negeri Korsel mengatakan bahwa jika pembicaraan menteri luar negeri diadakan, pembicaraan kepala negara juga akan direncanakan.
Pembicaraan kepala negara antara Tiongkok, Korsel dan Jepang pernah digelar di Beijing pada Mei 2012. Karena hubungan antara Tiongkok dan Jepang, hubungan antara Korsel dan Jepang memburuk karena masalah pemahaman terhadap sejarah dan masalah wilayah, pembicaraan kepala negara tiga negara ini belum pernah diadakan sebelum tahun 2012.
Sejak tahun lalu, hubungan antara Tiongkok dan Jepang, serta hubungan antara Korsel dan Jepang mulai menghangat. Presiden Korsel Park Geun-hye tahun lalu pernah mengatakan agar pertemuan menteri luar negeri tiga negara ini diadakan, dan setelah itu pertemuan pemimpin kedua negara diadakan.
Sedangkan selama masa pertemuan APEC yang digelar di Beijing November tahun lalu, pemimpin Tiongkok mengadakan pertemuan dengan pemimpin Jepang, dan kedua negara mencapai kesepahaman mengenai penanganan dan perbaikan hubungan kedua negara.
Mengapa sikap tiga negara ini berubah dan tidak keras lagi? Analis berpendapat bahwa ekonomi Asia Timur bertumbuh kuat, kebutuhan kerja sama antara ketiga negara ini sangat besar, perbaikan hubungan adalah kecenderungan yang dipastikan.
Data menunjukkan, meskipun kesenjangan terhadap wilayah dan pandangan strategis menyebabkan ketegangan hubungan antara Tiongkok dan Jepang, tapi hal ini tidak dapat menghalangi pertumbuhan volume perdagangan bilateral, peningkatannya mencapai 7,5 persen. Pada Januari tahun ini, nilai ekspor Jepang ke Tiongkok naik 20,8 persen. Sama halnya terjadi dalam hubungan antara Korsel dan Jepang.
Sementara itu, masyarakat internasional pun berupaya agar hubungan ketiga negara ini mereda. Kanselir Jerman Angela Merkel dalam kunjungan di Jepang mendesak agar Jepang memperbaiki hubungan dengan negara tetangga. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam pidatonya di Universitas PBB di Tokyo juga mendesak agar pemimpin ketiga negara ini dapat mengingat sejarah dan berorientasi ke masa depan.