Tiongkok Ingin Tegakkan Citra Baru "Buatan Tiongkok" di Dunia
  2015-05-25 11:31:35  CRI

Tiongkok pekan lalu mengumumkan penerapan "Buatan Tiongkok 2025", program aksi dekade pertama strategi pembangkitan negara dengan produk buatannya. Ini akan meningkatkan lebih lanjut ketenaran buatan Tiongkok di seluruh dunia. Perlengkapan Tiongkok menuju luar negeri dan pendorongan kerja sama produktivitas internasional tengah menjadi kecenderungan baru pembangunan Tiongkok.

"Buatan Tiongkok" pertama kali menuju dunia luar dapat ditelusuri sampai zaman kuno. Kompas, cara pembuatan kertas, mesiu, metode percetakan serta sutera, keramik dan lain sebagainya pernah menaikkan mutu kehidupan manusia, mempengaruhi pewarisan peradaban dunia, mengubah cara eksploitasi dunia, bahkan mempengaruhi secara mendalam proses sejarah.

Pada akhir tahun 1970-an, reformasi dan keterbukaan Tiongkok mendorong perkembangan ekonomi dan Tiongkok menjadi "pabrik dunia". Barang-barang konsumsi seperti sepatu, pakaian, mainan dan produk elektronik dipasarkan di seluruh dunia. Tiongkok tidak saja menjadi ekonomi kedua di dunia dan juga telah mengubah peta ekonomi dan perdagangan dunia.

Kini, "Buatan Tiongkok" memasuki gelombang ketiga. Tiongkok tengah berkembang dari pabrik pengolahan yang memproduksi produk rendah dan murah menjadi basis penting yang menyediakan perlengkapan maju kepada dunia. Yang berbeda dengan dulu, seiring dengan upaya pembangunan merek, buatan Tiongkok tengah maju menuju rantai industri menengah dan tinggi dan telah menyediakan pilihan yang lebih majemuk kepada para konsumen global. Perubahan ini memungkinkan ekonomi Tiongkok memelihara pertumbuhan pesat dan stabil dalam situasi normal baru, memperbaiki struktur industri, sementara menaikkan lebih lanjut tingkat sumbangannya kepada ekonomi dunia.

Jalanan yang ditempuh tidak selalu rata dan lancar, serta selalu disertai tantangan dan resiko seperti perbedaan kebudayaan, taraf pengelolaan, kesadaran inovasi dan pagar pabean. Tiongkok kini merupakan negara besar nomor satu industri manufaktur di dunia, tapi 90 persen produk ekspornya harus menggunakan merek negara lain dan Tiongkok belum menjadi negara kuat dalam industri manufaktur.

Merek Tiongkok menuju panggung dunia tengah menjadi kecenderungan, tapi masih perlu ditempuh jalan jauh. Demikian penilaian sejumlah pakar mengenai internasionalisasi buatan Tiongkok.

Akan tetapi, laju pertumbuhan buatan Tiongkok tak boleh diabaikan. Peringkat 100 besar merek Tiongkok yang paling bernilai yang dikemukakan Brand Z yang terkenal di dunia baru-baru ini menunjukkan, nilai total merek 100 besar Tiongkok itu melampaui 460 miliar dolar Amerika atau naik 22 persen dibandingkan masa yang sama. Ini juga melampaui laju pertumbuhan nilai 100 besar dunia.

Berbagai industri baru yang muncul seiring dengan diperdalamnya reformasi dan dipercepat restrukturisasi ekonomi tengah menjadi bidang penting Tiongkok dan tengah mengubah peraturan lama pasar dunia bahkan cara kelangsungan industri.

Tantangan terbesar dalam internasionalisasi buatan Tiongkok ialah kesan tentang mutu rendah dan harga rendah buatan Tiongkok yang sudah lama membekas di benak khalayak ramai. Untuk menghapuskan kesan itu, maka dibutuhkan munculnya sejumlah merek Tiongkok di bidang yang penting. Direktur Pusat Riset Stratetis Merek Tiongkok Profesor Universitas Dr. Sun Yetsen Wang Haizhong mengatakan, merek Tiongkok perlu menegakkan citra serba baru di seluruh dunia.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040