Pertama, Tiongkok adalah negara yang paling dini menentang agresi Fasis, dan membuka medan perang anti Fasis pertama di dunia. Tahun 1931, Fasis Jepang melancarkan peristiwa 18 September, serta membuka Perang Agresi Tiongkok. Hal inilah yang menjadi permulaan Perang Dunia Kedua.
Kedua, Tiongkok selalu melawan kekuatan utama daratan Jepang di medan perang Tiongkok. Kepala staf umum Jepang pernah mengatakan bahwa tentara Jepang akan menduduki Tiongkok selama satu bulan. Namun perlawanan keras Tiongkok memecahkan percobaan Jepang ini, dan Jepang malah mengirim lebih banyak prajurit ke Tiongkok. Ketika pertempuran di Wuhan, 94 persen kekuatan tentara Jepang dikerahkan ke medan perang Tiongkok.
Medan perang di wilayah yang belum diduduki Jepang, jutaan tentara pemerintah Kuomintang berlawanan dengan tentara agresi Jepang. Target Jepang dalam mengakhiri perang antara Tiongkok dan Jepang pun belum bisa terwujud.
Medan perang di wilayah yang diduduki Jepang, kekuatan bersenjata yang dipimpin Partai Komunis Tiongkok menentang tentara Jepang dengan strategi yang luwes. Kekuatan bersenjata anti Jepang Tiongkok semakin kuat dalam pertempuran ini sehingga medan perang ini menjadi medan utama untuk melawan tentara Jepang.
Menurut statistik, ketika tercetusnya Perang Pasifik, kekuatan total angkatan darat Jepang tercatat sebanyak 51 divisi, 35 divisi di antaranya adalah Tiongkok dan 10 di antaranya adalah Asia Tenggara, 70 persen kekuatan Jepang memasuki Tiongkok, sedangkan kekuatan untuk medan perang Pasifik belum sampai 20 persen. Ketika berakhirnya perang ini, jumlah tentara Jepang di medan perang Tiongkok tetap jauh lebih banyak daripada tentara Jepang di medan Pasifik.
Ketiga, Perang Anti Jepang di Tiongkok dengan kuat mencegah strategi agresi Jepang di dunia, dan mendukung pertempuran Uni Soviet, AS, dan Inggris. Kebijakan masuk ke utara Jepang adalah menduduki wilayah jauh timur Uni Soviet dengan berpangkal di Tiongkok. Jika Jepang ingin menyerang Uni Soviet, Jepang harus menyerang Tiongkok terlebih dahulu, namun karena perlawanan keras Tiongkok, Jepang mengerahkan kekuatan utama ke medan perang Tiongkok. Melalui ini, Jepang tidak bisa bertempur dengan Uni Soviet, dan kebijakan masuk ke utara pun gagal.
Keempat, Tiongkok berupaya mendorong pembentukan Aliansi Anti Fasis Dunia, dan ambil bagian dalam pembangunan kembali tata tertib internasional. Pada 1 Januari 1942, negara-negara anti agresi yang dipimpin oleh AS, Uni Soviet, Inggris dan Tiongkok mengeluarkan Deklarasi Negara-negara Bersama. Hal ini menandakan Aliansi Anti Fasis Dunia berdiri secara resmi, dan menyediakan jaminan demi kemenangan Perang Dunia Kedua. Tiongkok juga diakui umum sebagai salah satu negara terbesar dalam Perang Anti Fasis Dunia. Pada Desember 1943, Tiongkok, AS dan Inggris mengeluarkan Deklarasi Kairo untuk mengumumkan Perang Anti Fasis akan dilancarkan sampai menyerahnya Jepang tanpa syarat, dan merebut kembali wilayah Tiongkok yang diduduki. Hal ini telah menyediakan jaminan internasional untuk Tiongkok demi merebut kembali wilayah yang diduduki, dan menyediakan dasar undang-undang internasional demi pembentukan tata tertib internasional yang baru.
PBB adalah organisasi internasional yang paling penting dalam tata tertib internasional pasca perang. Tiongkok mengikuti semua proses dari persiapannya sampai berdirinya PBB.