Sejauh ini, tercatat 14 orang tewas akibat ledakan bom yang mengguncang kereta bawah tanah St. Petersburg, Rusia pada Senin (3/4) waktu setempat. Pada saat terjadinya ledakan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin sedang mengikuti kegiatan diplomasi di kota itu. Kejaksaan Agung Rusia menyebut ledakan itu sebagai serangan teror. Analis berpendapat, sejak aksi melawan teror dilancarkan secara besar-besaran oleh Rusia di kawasan Timur Tengah, organisasi terorisme internasional sudah menjadi ancaman baru terhadap keamanan Rusia.
Opini Rusia berpendapat, peristiwa ini berkaitan dengan organisasi ekstrimis 'ISIS'.
Ahli masalah internasional Rusia berpendapat, serangan ini kemungkinan berkaitan dengan aksi anti teror yang dilancarkan Rusia di Suriah. Salah satu ahli di bidang pelatihan anti terorisme internasional menganalisa, peristiwa ini berkaitan dengan performa kuat Rusia di arena internasional, termasuk misi melawan terorisme.