Kisah Wang Wei dan Orkestra Bambu Milik Dia
  2018-01-04 15:19:44  CRI

Sejarah manusia membuat alat musik dari bambu sudah sangat lama. Dari kisah seruling yang ditiup anak-anak di atas punggung sapi, sampai Lu Sheng yang sering terdengar bunyinya di desa Etnis Miao, bahkan dalam musik pop modern Tiongkok pun terdapat alunan nada alat musik bambu. Namun seiring dengan perkembangan sejarah, sejumlah besar alat musik kuno hilang secara perlahan-lahan, orang zaman sekarang pun membuat alat musik yang baru. Dalam acara Blitz Asia kali ini, kami akan mempersembahkan kisah insan musik Wang Wei beserta Orkestra Bambu pertama Tiongkok yang dibentuknya.

 

Alunan musik yang anda dengarkan sekarang ialah permainan Orkestra Bambu Beijing dalam acara perayaan 20 tahun berdirinya Organisasi Internasional untuk Bambu dan Rotan (INBAR) pada November 2017. Konser musik ini dimulai dengan permainan alat musik bambu yang mengalun jernih dan lembut. Para penonton langsung terpukau dengan nada yang dihasilkan alat musik bambu. Kicauan burung, suara jangkrik, desiran angin dan riuh hujan mengalun merdu, membuat penonton seolahg-olah berada di dalam hutan bamboo.

"Suaranya sangat murni, seperti suara yang dihasilkan alam. Saya merasa ini sangat sesuai dengan konsep ekologi dan pelestarian lingkungan zaman sekarang."

Wang Wei adalah Pendiri Orkestra Bambu Beijing, yang juga pernah menjadi pemain Cello. Kenapa dia berpindah dari alat musik Barat ke alat musik bambu? Dalam wawancara dengan wartawan, Wang Wei menceritakan alasan mengapa dirinya tertarik pada musik bambu.

"Suatu kali, saya mengikuti sebuah pertunjukan di Jepang, dan untuk pertama kalinya melihat alat musik Jepang yang bernama Shakuhachi, suaranya merdu. Saya dan rekan-rekan lainnya pun merasa suara dari alat musik ini begitu enak didengar, dan seharusnya diperkenalkan kepada masyarakat Tiongkok. Tapi yang mengejutkan adalah, pihak Jepang mengatakan bahwa sebenarnya alat musik Shakuhachi berasal dari Tiongkok, bukan milik Jepang. Budaya musik bambu Tiongkok memang memiliki sejarah yang panjang, adalah sumber budaya yang sangat berharga ."

Sejak itu, Wang Wei mulai meneliti musik bambu. Suatu ketika dia membaca buku di perpustakaan untuk mencari catatan tentang alat musik Shakuhachi dan Panpipes, dia menyadari bahwa alat musik bambu Tiongkok sebenarnya sangat bervariasi, tapi banyak yang sudah hilang dalam perjalanan sejarah. Dia memutuskan untuk membuat alat musik bambu di zaman modern ini Namun, pertama-tama dia harus mencari bahan bambu yang cocok.

"Dalam membuat alat musik, yang paling penting adalah bahan, kedua adalah alat, dan ketiga adalah teknik. Saya masih ingat, pada masa awal saya membeli bambu, saya hanya bisa mencari di pinggir kota Beijing, di sana ada tempat menjual bahan pertanian. Katanya di Propinsi Hebei ada sebuah pasar besar yang menjual bahan kayu dan bambu, kami pun langsung naik kereta api ke sana. Hari pertama kami pergi memilih bahan untuk diangkut pulang pada hari berikutnya."

Pembuatan alat musik bambu tak diragukan merupakan proyek besar yang melibatkan pencarian bahan, pengolahan, sampai teori musik yang bersangkutan. Wang Wei membuat alat musik bamboo di balkon rumahnya. Alat-alat yang digunakan termasuk pisau, kapak, palu dan bor listrik. Bambu sangat tipis, sehingga sangat sulit menemukan bahan yang tidak hanya dapat menghasilkan nada tinggi tapi juga menghasilkan nada rendah. Setelah melewati berbagai kesulitan, akhirnya Wang Wei berhasil membuat Zhu Ban Qin, alat musik papan bambu. Setelah itu Wang Wei berturut-turut membuat belasan jenis alat musik bambu tipe baru, 5 jenis di antaranya sudah mendapatkan hak paten nasional.

 

Selama 20 tahun ini, Wang Wei menciptakan berbagai macam alat musik tiup, petik, gesek dan pukul yang terbuat dari bambu, di samping itu dia juga menemukan mitra yang mempunyai hobi yang sama, lalu membentuk Orkestra Bambu Beijing, dan melakukan pementasan. Musik-musik yang dimainkan mereka termasuk musik tradisional Tiongkok dan musik klasik negara asing, misalnya Hora Staccato dari Romania, El condor pasa dari Peru, serta Burung Angsa, bagian terkenal dari musik Charles Saint-Sa.

Dewasa ini Orkestra Bambu Beijing yang digagasi dan didirikan Wang Wei sudah menjadi orkestra bambu profesional yang pertama di Tiongkok bahkan di seluruh dunia. Sebagai orkestra baru milik swasta yang hanya beranggota belasan orang, Orkestra Bambu Beijing berkali-kali mempersembahkan pertunjukan untuk Kedutaan besar asing di Tiongkok serta para mahasiswa. Mereka juga berkali-kali melakukan pementasan di luar negeri.

Wang Wei memperkenalkan:

"Ketika kami konser di Cincinnati, Amerika, walikota setempat sempat menyebut hari konser itu sebagai Hari Musik Tiongkok. Dia menjadikan pementasan kami sebagai sebuah kegiatan besar di kota mereka, ini adalah motivasi dan apresiasi yang sangat tinggi."

Upaya Wang Wei dan Orkestra Bambu miliknya telah mendapat pengakuan INBAR. Organisasi internasional ini bergerak di bidang produksi dan penggunaan berkelanjutan sumber daya bambu dan rotan, kini INBAR beranggotakan 40 negara lebih.

Mantan Dirjen INBAR Ian Hunter menyatakan:

"Saya berpendapat kualitas dan alunan suara unik yang dihasilkan Orkestra Bambu berbeda dengan musik manapun, ini adalah sebuah kejutan bagi saya. Suaranya sangat harmonis dan seimbang. "

Sebagai seorang insan musik, Wang Wei berharap dapat memperkenalkan musik tradisional Tiongkok kepada dunia. Dia mengatakan:

"Kita seharusnya merasa senang dan berterima kasih hidup di zaman sekarang. Tidak hanya taraf kehidupan masyarakat yang meningkat. Ditinjau dari sudut musik Bambu, kalau tidak ada nuansa budaya zaman sekarang, tidak ada dukungan masyarakat, tidak ada kebijakan pemerintah, maka upaya kami tak akan pernah berhasil. Kesempatan untuk mentas dan kebijakan pemerintah bagaikan air yang menyirami tanah gersang, sehingga menciptakan lingkungan yang baik bagi orkestra kami untuk berkembang. "

Wang Wei menyatakan, kita dapat menemukan begitu banyak unsur musik dalam budaya tradisional Tiongkok, dia dan orkestranya akan terus mencoba menggali unsur-unsur tersebut, dan mempersembahkan musik yang indah kepada para penonton dalam dan luar negeri.

 

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040