Pembangunan Provinsi Guangdong Masuki Periode Baru
  2012-11-02 17:21:11  CRI

Terlihat dari helikopter, jalan raya berwarna hijau di Provinsi Guangdong tampak bagaikan lukisan alam luar biasa, berliku dan merambat ribuan kilometer di atas bumi. Seandainya jalan raya tersebut dilukiskan sebagai tangkai pohon, maka objek wisata, taman, bukit, dan kampung di sebelah kiri kanannya dapat dikatakan sebagai buahnya.

Lukisan tersebut adalah jaringan jalan raya hijau di Provinsi Guangdong, juga sebagai suatu proyek yang diawali di seluruh Tiongkok. Reformasi yang dinamis ada di balik pembangunan jalan raya tersebut.

Provinsi Guangdong mengalami keajaiban pembangunan ekonomi yang luar biasa selama 30 tahun lebih. Namun, menurut hukum perkembangan kontradiksi, kontradiksi yang baru akan muncul dalam tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Guangdong menghadapi tantangan 'jebakan pendapatan tingkat menengah' akibat kontradiksi struktural dan sistem yang semakin menonjol, misalnya pola pembangunan ekonomi yang ekstensif, ketertinggalan administrasi sosial, pembangunan regional kurang seimbang, dan beban terhadap SDA.

Dalam reformasi berskala besar, Guangdong menemukan jaringan jalan raya hijau sebagai titik pertemuan yang mempercepat peningkatan transformasi pembangunan dan perwujudan kebahagiaan di Guangdong. Jaringan tersebut telah menjadi perlambang reformasi untuk membangun Guangdong yang bahagia.

Pada awal 2010, pemerintah Guangdong mengambil kebijakan strategis, memutuskan dalam tiga tahun mendatang akan dibangun jaringan jalan raya hijau di daerah Delta Mutiara. Targetnya adalah membangun secara dasar dalam tahun pertama, dan dalam dua tahun terwujud target, dan pada tahun ketiga akan tercapai kesempurnaan.

Tiga puluh tahun lalu, slogan Guangdong adalah 'waktu adalah uang, efisiensi adalah jiwa." Sedangkan slogan sekarang adalah 'Guangdong menitikberatkan reformasi dan keterbukaan serta pembangunan kota dan desa yang layak huni.' Hingga saat ini, jalan raya hijau Guangdong memenangkan penghargaan layak huni dari Tiongkok dan lain-lain.

Jaringan jalan raya hijau memprakarsai pola hidup yang hijau. Jalan raya hijau seperti suatu selendang hijau, menyambungkan kota dan desa yang tersebar di daerah Delta Mutiara. Selain itu juga dibangun 200 pos peristirahatan dengan tempat parkir, sewa sepeda, restoran dan infrastruktur kesehatan lainnya. Bagi penduduk Delta Mutiara, jaringan itu melambangkan kehidupan yang lebih mudah, sehat, dan rendah karbon.

Jogging, naik sepeda, memancing, atau berperahu yang biasanya hanya dapat dinikmati di taman atau pinggiran kota, sekarang dapat terwujud di dalam kota, karena terbentuknya jaringan jalan raya hijau yang menyambungkan kota-kota, bangunan bersejarah, dan lain-lain. Penduduk Guangdong dapat menikmati kehidupan dalam kota seperti di desa yang dekat dengan alam.

Losmen di Guangzhou sebagai salah satu pos jaringan jalan raya hijau cukup menarik, karena bangunan-bangunan yang berbentuk kuno dan penuh keunikan daerah Guangdong. Setahun sebelumnya, di sini masih adalah sebuah sekolah mengemudi yang kurang baik lingkungannya. Setelah penduduk setempat memperbaiki lingkungan dan membangun losmen, jumlah hasil buah-buahan setempat meningkat pesat, industri pariwisata pedesaan setempat juga berkembang, sehingga pendapatan penduduk setempat pada tahun 2011 naik 5 juta yuan.

Dapat dikatakan, perkembangan ekonomi Delta Mutiara bagaikan sebuah kereta api ekspres, yang seandainya tidak dilambankan agar seimbang, maka kereta api ini tidak mungkin berlari cepat secara kontinu. Pembentukan jaringan jalan raya hijau ini justru adalah untuk mengerem pembangunan Delta Mutiara, supaya mencapai keseimbangan dan keharmonisan, dan menjamin pembangunan yang sehat dan berkelanjutan di masa mendatang.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040