Chengdu, Lebih dari Sebuah Kota
  2017-05-10 09:32:31  CRI

Setelah menempuh perjalanan panjang—Jakarta-Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur-Chengdu, akhirnya saya sampai juga di ibukota Provinsi Sichuan ini, pada Senin (8/5) tengah malam. Udara dingin langsung menyergap tubuh begitu saya keluar dari Bandara Internasional Chengdu.Oleh teman-teman China Radio International—yang mengundang, saya langsung dibawa ke Skytel Hotel. Mandi, salat, dan langsung berusaha tidur begitu sampai kamar. Selain lelah, agenda untuk esok sudah harus dimulai sejak pagi hari. Tujuan pertama adalah sistem irigasi atau bendungan Dujiangyan. Awanya saya menanggapi biasa saja ketika diajak melihat bendungan. Maklumlah di negara saya yang agraris, bendungan bukanlah hal yang aneh. Buaaanyaaak sekali jumlahnya. Bahkan Indonesia punya sistem pengairain yang selalu didatangi para wisatawan dari mancanegara, yakni subak di Ubud, Bali.Namun setibanya di Dujiangyan, saya agak tercengang juga. Bendungan ini ternyata sudah berusia 2000 tahun lebih. Wooow...Bukan hanya berusia tua, tapi juga sangat terjaga dan terawat. Awalnya bendungan ini memang untuk mencegah agar Chengdu tidak terendam banjir setiap hujan turun di daerah atas. Namun belakangan juga dijadikan sistem pengairan untul berhektar-hektar sawah.Malah saat ini sudah menjadi salah satu obyek wisata andalan Sichuan. Cukup dengan membayar 90 yuan, pengunjung sudah bisa menikmati panorama, bendungan besar, belajar sejarah, dan kekhasan Sichuan lainnya.Setiap hari sekitar 20 ribu orang datang ke tempat ini. Di akhir pekan atau musim libur sekolah, jumlah pengunjung bisa lebih banyak lagi. Jangan kaget jika suara guide tour bisa Anda dengar setiap saat. Lengkap dengan pengeras suara dan bendera di tangan.Kelebihan Dujiangyan—dan Chengdu pada umumnya, adalah soal kebersihan. Jarang sekali saya melihat sampah berserak di jalan. Selain warganya tertib membuang sampah pada tempatnya, petugas kebersihan juga selalu siaga setiap saat. Terasa nyaman di mata dan di hati.Sebenarnya masih ada beberapa hal yang ingin saya tulis, namun karena sudah mengantuk, saya akhiri dulu ya. Apalagi besok sudah menunggu sejumlah agenda, termasuk penerbangan ke Jiuzhaigou.Jika ada kesempatan ke Sinchuan, jangan lupa untuk mampir ke Dujiangyuan yang legenda ini. Tentu saja juga melihat panda-panda yang lucu itu. Bye..

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040