Jalan Besar dan Jalan Kecil
  2017-05-11 08:40:52  CRI

Tabuhan gendang yang dimainkan seorang pemuda Chengdu itu terdengar syahdu. Suaranya lirih, ditambah syair yang lirih seperti menyayat hati. Di depan sang penabuh, sejumlah wisatawan asyik mendengarkan. Mereka seakan malas bergerak di tengah keramaian Jalan Kecil, yang merupakan pusat souvenir di Chengdu."Lagu yang dimainkan tentang percintaan. Sangat terkenal di sini," ujar Benben, rekan saya dari China Radio International. Menurutnya, sambil menabuh gendang, mereka sebenarnya tengah memasarkan CD lagu tersebut.Sejatinya, Jalan Kecil bukan hanya soal pementasan seni di pinggir jalan. Di sini berbaris ratusan toko yang menjual berbagai barang yang biasa dicari para wisatawan.Mulai dari gantungan kunci panda, sampai baju khas warga Tibet. Semuanya ada. Soal harga, relatif lebih murah jika dibanding pusat perbelanjaan di Chengdu.Tidak hanya berbentuk tradisional, bangunan di Jalan Kecil juga mulai terkena tuntutan modernisasi. Tidak heran bila kedai kopi ternama juga hadir di sana.Kondisi serupa juga terlihat di Jalan Besar, yang lokasinya bersebelahan dengan Jalan Kecil. Berbagai souvenir juga tersedia di sini. Jika Anda mau bersabar menawar, bukan tidak mungkin akan mendapat barang yang sedikit lebih murah dibanding orang lain.Selamat berbelanja ya di Jalan Kecil dan Jalan Besar...

.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040