Keramahan Muslim Tiongkok
  2017-05-14 15:59:18  CRI

Waktu salat dzuhur baru saja berlalu. Langkah kaki kami bergegas memasuki Masjid Shongzhou Chengguan Songpan. Namun sayang kami tertinggal untuk salat berjamaah.

Puluhan muslim di sekitar baru saja selesai salat berjemaah. Kami menemui di depan masjid.

"Assalamualaikum....," sapa saya, yang menjadi salah satu rombongan wartawan Indonesia dan Malaysia. Sudah hampir sepekan kami berada di Chengdu dan sejumlah tempat lainnya dalam program Perjalanan Jalur Sutera 2017.

"Waalaikumsalam....," jawab mereka.

Kami langsung berjabat tangan erat dan saling melepas senyum. Terasa akrab dan bersahabat. Sesama muslim kami memang bersaudara, meski tidak mengerti bahasa masing-masing.

Beruntung ada Benben dari China Radio International yang bantu menerjemahkan percakapan kami. Pak Liu dan Pak Ma, warga muslim di Songpan, bercerita soal kehidupan warga muslim di sini. Mereka bilang, masjid biasanya lebih ramai di bulan Ramadhan. Banyak jemaah yang datang untuk shalat dan mengaji di masjid.

Kami juga menceritakan berbagai kebiasan di Indonesia saat bulan puasa. Dari mulai berbuka puasa bersama, tarawih, hingga itiqaf di masjid.

Terlihat sekali keramahan muslim Tiongkok saat berbincang dengan kami. Sayang kami dibatasi waktu yang singkat dalam kunjungan ini. Sehingga tidak banyak yang bisa saya gali dalam kunjungan ke masjid ini.

Semoga suatu saat nanti, saya bisa kembali lagi ke Tiongkok.

- Ulfan Rahmad, SCTV Indonesia

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040