Perkembangan Industri Penerbangan dan Antariksa Tiongkok
  2009-09-11 14:16:03  CRI

Saudara pendengar, tahun ini adalah genap 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Dengan perkembangan selama puluhan tahun, Tiongkok dengan mewakili kekuatan iptek terpadu negara di bidang penerbangan dan antariksa telah mencapai prestasi yang menarik perhatian besar dunia. Saudara pendengar, dalam acara hari ini, kami akan mengajak Anda melihat prestasi Tiongkok di bidang penerbangan dan antariksa selama 60 tahun ini.

"(Pesawat Antariksa Shenzhou 7 telah keluar dari kabin, kondisinya baik, dan sampaikan salam kepada rakyat seluruh negeri dan dunia."

Saudara pendengar, yang Anda dengarkan tadi adalah rekaman suara astronot Tiongkok Zhai Zhigang yang menapakkan langkah pertama di antariksa berjarak lebih dari 300 km dari bumi pada 27 September 2008. Proses yang bermakna sejarah itu menandakan Zhai Zhigang sebagai orang Tiongkok pertama yang berjalan di antariksa. Dengan demikian, Tiongkok telah menjadi negara ke-3 yang menguasai teknologi perjalanan di luar kabin antariksa menyusul Rusia dan Amerika Serikat.

Teknologi antariksa berawak adalah teknologi terpadu dengan 7 sistem, antara lain roket, pesawat antariksa, pengukuran dan pengontrolan serta telekomunikasi, sekaligus juga merupakan proyek yang paling rumit, paling berbahaya dan berskala terbesar di dunia dewasa ini. Wakil Komando Umum Proyek Antariksa Berawak Tiongkok Zhang Jianqi mengatakan, bila tidak terdapat iptek dan kemampuan riset ilmiah yang sangat maju, bergerak di luar kabin pesawat antariksa tidak mungkin terwujud.

Tapi, semua itu merupakan hanya impian saja bagi orang Tiongkok pada 60 tahun silam. Saat itu, Tiongkok tidak hanya tidak memiliki roket pembawa pesawat antariksa, tapi juga tidak memiliki barisan tenaga iptek yang mampu bersaing secara internasional, semua tenaga yang mengabdikan diri pada riset iptek di seluruh negeri hanya tercatat kurang dari 500 orang.

Pada masa awal berdiri RRT, pemerintah mengutamakan pengembangan industri iptek dengan menyusun program pengembangan iptek jangka panjang. Pada tahun 1964, Tiongkok berhasil mengadakan peledakan bom atom pertama yang mengejutkan dunia. 3 tahun kemudian, tahun 1967, bom hidrogen pertama di Tiongkok berhasil diledakkan. Pada tahun 1970, satelit bumi buatan Tiongkok pertama yaitu Dongfanghong 1 berhasil diluncurkan ke antariksa. "dua bom dan satu satelit" itu tidak saja meningkatkan kekuatan iptek dan pertahanan Tiongkok, serta meletakkan kedudukan penting Tiongkok di arena internasional, tapi juga menyediakan prasyarat teknologi dan tenaga terampil bagi usaha penerbangan dan antariksa. Penanggung jawab terkait Kementerian Iptek Tiongkok Mei Yonghong mengatakan: (rekaman-3)

"Iptek Tiongkok sudah berkembang sampai tingkat tertentu, kami sudah memiliki sistem bidang ilmu yang lengkap. Selain itu, kami sudah memiliki sumber tenaga iptek yang kaya, termasuk tenaga riset dan pengembangan. Semua itu sudah menempati kedudukan terdepan di dunia."

Sejak tahun 1978, Tiongkok mulai melaksanakan kebijakan reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar. Sejak itu, Tiongkok mulai mempraktekkan pikiran strategis "Iptek adalah tenaga produktif pertama" dan mulai aktif mengorganisasi pelaksanaan sejumlah proyek iptek. Oleh karena itu, dalam puluhan tahun saja, usaha iptek Tiongkok telah mencapai kemajuan luar biasa dan kekuatan iptek melonjak. Penduduk Tiongkok menikmati sepenuhnya perubahan kehidupan sangat besar yang didatangkan hasil iptek, sementara juga merasa bangga karena kemajuan iptek Tiongkok.

Proyek antariksa berawak dihidupkan secara resmi sejak awal 1990-an. Sebelum tugas antariksa berawak dilaksanakan untuk pertama kali, Tiongkok secara mandiri meneliti, mengembangkan dan meluncurkan lebih dari 50 satelit bumi buatan dalam 15 bentuk. Selain itu, Tiongkok juga secara mandiri meneliti dan mengembangkan belasan jenis serian roket pembawa "Longmatch" dengan membawa 70 lebih satelit domestik dan asing ke angkasa.

Pada Oktober 2003, Tiongkok untuk pertama kali melakukan penerbangan antariksa berawak, Astronot Yang Liwei berhasil menumpang pesawat antariksa terbang di antariksa selama 21 jam. Pada tahun 2005, dua astronot Tiongkok berhasil terbang di antariksa selama 5 hari. Pada September 2008, 3 astronot Tiongkok dengan menumpang Pesawat Antariksa Shenzhou 7 terbang selama hampir 3 hari di antariksa. Selama penerbangan itu, Astronot Zhai Zhigang melakukan perjalanan untuk pertama kali bagi orang Tiongkok di angkasa.

Bersamaan dengan itu, sorotan mata orang Tiongkok diarahkan ke bulan yang lebih jauh lagi. Pada Oktober 2007, satelit eksploitasi bulan Tiongkok pertama, Chang`e 1 berhasil diluncurkan. Satu tahun kemudian, Chang`e 1 berhasil menyelesaikan berbagai tugas eksploitasi yang ditetapkan semula. Pendesain Umum Proyek Eksploitasi Bulan Tiongkok Sun Jiazhong mengatakan: (rekaman-5)"Sebelumnya, semua kegiatan antariksa Tiongkok pada pokoknya dilakukan di angkasa dekat bumi, yaitu angkasa yang berjarak hanya dalam puluhan ribu kilometer dari bumi saja. Setelah kami menguasai teknologi antariksa yang tertentu, kami selayaknya akan mengekploitasi ke angkasa yang lebih jauh lagi, dan pos pertama adalah bulan."

Sementara itu, proyek penelitian dan pengembangan pesawat ukuran besar yang ditinggal selama bertahun-tahun akhirnya diterima baik pemerintah pada tahun 2007. Insinyur senior PT Perseroaan Industri Teknologi Penerbangan Tiongkok Gan Liwei mengatakan, Tiongkok berpengharapan memiliki pesawat ukuran besar buatan sendiri pada tahun 2020.

Pendesain Umum Pesawat Antariksa Shenzhou 7 Zhou Jianping mengatakan, impian terbang ke angkasa orang Tiongkok baru saja mengayunkan langkah pertama, serta mendorong usaha penerbangan dan antariksa Tiongkok meningkat ke taraf baru.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040