Tiongkok dan ASEAN Capai Kesepahaman Untuk Perdalam Kerja Sama
  2009-10-25 15:55:09  CRI

Pertemuan Pemimpin Tiongkok-ASEAN (10+1) yang ke-12 serta Pertemuan Pemimpin ASEAN dengan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan (10+3) yang ke-12 kemarin (24/10) waktu setempat berlangsung di Hua Hin, Thailand, Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao menghadiri pertemuan itu. Dalam pertemuan pemimpin Tiongkok dan ASEAN kali ini, kedua pihak telah menyimpulkan perjalanan selama satu tahun lebih ini dalam menghadapi krisis keuangan internasional, dan mencapai kesepahaman yang luas mengenai peningkatan kerja sama secara menyeluruh. Berikut laporan wartawan kami.

Rangkaian pertemuan pemimpin Asia Timur tahun ini diselenggarakan di bawah latar belakang di mana negara-negara Asia Timur tetap mempertahankan lagu kerja sama dan aktif menangatasi krisis keuangan internasional. PM Wen Jiadao dalam Pertemuan Pemimpin Tiongkok-ASEAN (10+1) yang ke-12 menyatakan, menghadapi tantangan berat krisis keuangan internasional, Tiongkok dan ASEAN saling bantu dan meningkatkan kerja sama, mendorong perkembangan bersama dengan bergandengan tangan menghadapi tantangan. Situasi keuangan Tiongkok dan negara-negara ASEAN dewasa ini pada pokoknya stabil, ekonomi secara keseluruhan stabil dan membaik, perdagangan bilateral sedang memasuki tahap pertumbuhan pulih kembali.

Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA) yang menarik perhatian luas akan selesai dibangun pada tahun 2010 menurut rencana. Dengan selesainya pembangunan CAFTA, perdagangan bebas pada pokoknya akan direalisasi antara Tiongkok dan ASEAN, bea masuk tidak lagi menjadi kendala utama perdangan bilateral, pengintegrasian ekonomi kedua pihak akan mencapai taraf tinggi yang belum pernah ada sebelumnya, maka ini dianggap sebagai suatu tonggak sejarak penting lagi dalam hubungan antara kedua pihak. Sehubungan dengan itu, Wen Jiabao mengusulkan, Tiongkok bersedia menyelenggarakan forum CAFTA tahun depan, dan bersama ASEAN mengadakan situs web portal bisnis kawasan perdagangan bebas; mengadakan kawasan kerja sama ekonomi di negara-negara ASEAN, terus memperbesar investasi Tiongkok di negara-negara ASEAN; melindungi hak atas kekayaan intelektual (HaKI), menghilangkan pagar teknis perdagangan, serta membangun sistem pemeriksaan dan karantina impor-ekspor binatang dan tumbuhan yang seragam. Wen Jiabao mengusulkan kedua pihak mempercepat pembangunan infrastruktur. Yang menarik perhatian ialah Tiongkok memutuskan untuk meningkatkan jumlah maksimum kredit preferensial dari pinjaman senilai 15 miliar dolar Amerika kepada negara-negara ASEAN menjadi 6,7 miliar dolar Amerika guna memperbesar dukungan Tiongkok atas kerjasama Tiongkok-ASEAN di bidang pembangunan infrastruktur.

Pemimpin negara-neara ASEAN sependapat bahwa Tiongkok dengan tindakan nyata mendukung dan membantu negara-negara ASEAN mengatasi kesulitan dan menghadapi tantangan. Tiongkok adalah kekuatan penting pemelihara kestabilan keuangan dan ekonomi serta pendorong perdamaian dan pembangunan di kawasan ini. Berbagai pihak ingin terus mengadakan dialog politik dengan Tiongkok, dan memperdalam saling percaya politik; memanfaatkan peluang selesai dibangunnya CAFTA meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan serta kontak personil; mendorong pertukaran dan kerja sama di bidang fiskal dan keuangan, pembangunan infrastruktur, pencegahan dan pengendalian penyakit, lingkungan hidup dan kemanusiaan mencapai lebih banyak hasil pragmatis; mendorong reformasi sistem ekonomi dan keuangan internasional untuk menjaga hak dan kepentingan bersama.

Dalam Pertemuan Pemimpin ASEAN dengan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan (10+3), para pemimpin peserta pertemuan telah bertukar pandangan mengenai penanganan krisis keuangan internasional dan peningkatan kerja sama pragmatis. Wen Jiabao menunjukkan, kerja sama "10+3" harus tetap menjadikan penanggulangan krisis keuangan internasional sebagai tugas mendesak dewasa ini. Sementara itu, harus melihat jauh ke depan, memperpadat kerja sama di berbagai bidang, mendorong pembangunan pengintegrasian regional, mendorong perdamaian dan kemakmuran kawasan ini. Untuk itu, Wen Jiabao mengusulkan negara-negara di kawasan ini terus mengambil kebijakan fiskal dan moneter yang sesuai, mendorong kestabilan dan pertumbuhan ekonomi, memperkokoh momentum pemulihan ekonomi; memperdalam kerja sama fiskal dan finansial, dan mengupayakan penandatanganan persetujuan multilateral gagasan Chiang-mai sebelum akhir tahun ini, membangun cadangan devisa regional; mengintensifkan pembentukan lembaga pengawas ekonomi regional yang independen; mempercepat pembangunan pasar obligasi Asia dan memperluas perdagangan dan investasi regional.

Pemimpin negara-negara peserta pertemuan berpendapat bahwa negara-negara "10+3" perlu bergandengan tangan mendorong pertukaran dan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan, fiskal dan keuangan, energi, keamanan bahan pangan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penanggulangan dan pengurangan bencana, serta bidang kemanusiaan, meningkatkan koordinasi dalam masalah reformasi sistem finansial internasional dan perubahan iklim. Pemimpin berbagai negara menyatakan penghargaan atas tindakan Tiongkok yang secara efektif menghadapi krisis keuangan internasional dan aktif mendorong kerja sama Asia Timur, serta sumbangan pentingnya dalam menjaga kestabilan keuangan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengintegrasian kawasan ini.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040