Penulis: Fransiska Jusep (CRI Bahasa Indonesia)
Liputan Jiangxi Bersama CRI hari ini dimulai dengan acara penyambutan dari Badan Pariwisata Provinsi Jiangxi di kawasan wisata Gunung Longhu pada pukul 8.00. Setelah itu, acara sambutan usai, kita memulai kunjungan kita di kawasan wisata Gunung Longhu.
Gunung Longhu adalah salah satu Danxia landform yang terkenal. Gunung ini menyajikan pepohonan hijau yang lebat, bukit dan batu-batu besar, dan sungai yang tenang. Secara harfiah Longhu ini berarti Naga dan Harimau. Gunung Longhu ini memiliki makna budaya dan sejarah. Gunung Longhu ini merupakan tempat kelahiran Taoisme, dan memiliki empat kuil Taoisme di tempat ini. Kenapa disebut sebagai Gunung Longhu. Menurut mitos, Guru tertinggi Tao Zhang Daoling (mendapatkan julukan sebagai Tian Shi/Maha Guru Langit) ketika mencapai penerangan, muncullah naga dan harimau, maka disebut sebagai Gunung Longhu.
Pada pukul 8.30, kita menuju kuil Taoisme terbesar Shang Qing Gong di Gunung Longhu. Kuil Shang Qing Gong ini merupakan tempat kediaman Guru Besar Zhang Daoling, di mana beliau menyusun susunan dasar agama Tao. Zhang Daoling adalah guru yang membuat sistematis atas ajaran-ajaran Taoist Ortodoks dan kemudian menetapkan Tao sebagai Agama. Dari sudut kebanyakan orang Indonesia, Taoisme hanya merupakan ajaran filsafat, malah terkadang dianggap ajaran sesat bagi sekelompok orang. Namun di Tiongkok, Taoisme merupakan agama yang telah diyakini penduduknya selama ribuan tahun. Di Tiongkok, agama Taoisme dibagi menjadi dua aliran. Di bagian utara Tiongkok, aliran Quan Zhen Pai. Sedangkan di bagian selatan Tiongkok adalah aliran Zheng Yi Pai, atau yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia yaitu Aliran Kaum keesaan Tao Ortodoks. Biarawan aliran Zheng Yi Pai menganut peraturan yang berbeda dengan aliran Quan Zhen Pai. Biarawan aliran Zheng Yi Pai boleh menikah, memiliki anak, dan makan daging. Sedangkan aliran Quan Zhen Pai berlawanan dengan aliran Taoisme dari Tiongkok Selatan ini.
Guru Besar Zhang Daoling adalah pendiri aliran Zheng Yi Dao. Beliau mendirikan dan menetapkan agama Tao secara formal, serta menjalankan agama Tao yang serupa dengan agama modern sebagaimana Sri Paus membina Iman agama Katholik. Orang Tiongkok percaya bahwa agama Tao telah berjasa dalam menjaga keharmonisan hidup penduduk di Tiongkok selama ribuan tahun, dan juga telah memberikan sumbangan terhadap perkembangan sastra, budaya, filsafat dan pola pikir penduduk Tiongkok.
Begitu memasuki Kuil Shang Qing Gong ini terasa sangat tenang, mungkin seperti itulah ajaran agama Tao ini yang menyebarkan kedamaian di dunia ini.
Setelah itu kunjungan kita di Kuil Shang Qing Gong usai, kita beranjak ke Sungai Luxi yang merupakan dasar dari kawasan wisata Gunung Longhu. Disebut sebagai dasar dari Gunung Longhu, karena Sungai Luxi ini mengalir di sepanjang pegunungan, hutan, dan batu.
Kita menelusuri Sungai Luxi yang menawan ini dengan rakit bambu. Di sepanjang Sungai Luxi ini, kita dapat menikmati pemandangan gunung batu yang megah tengah memenuhi pandangan kita. Rakit-rakit yang berjejeran juga menambahkan warna selaras bagi Sungai Luxi ini. Senyuman warga setempat yang sedang melakukan aktivitas sehari-hari pun sangat menggugah hati. Tentunya, cuaca yang cerah dan udara sepoi-sepoi yang hangat membuat saya melupakan banyak pikiran. Mata saya terpukau dengan kegagahan gunung-gunung besar yang mengitari kita sepanjang Sungai Luxi. Tak tega untuk meninggalkan tempat seindah ini yang tidak kalah pemandangannya dengan Guilin.
Di Sungai Luxi ada sesuatu yang unik. Di sini adalah tempat kuburan orang Guyue, yang menempatkan peti mati di wajah tebing, di sela-sela permukaan tebing gunung. Percaya atau tidak, orang zaman dulu mungkin mempunyai kekuatan gaib untuk mengangkut peti mati yang besar dan berat ke tengah tebing yang jauh puluhan meter dari puncak gunung. Kalau saya sendiri berpikir, mungkin orang zaman dulu mempunyai ilmu hebat yang dapat terbang dari tepi sungai dan mengangkut peti mayat itu dalam sekejap. Mungkin itu hanya khayalan saya saja, namun ingin saya mempercayai imajinasi yang bisa saja terjadi pada zaman dulu. Karena secara logika, kita tidak bisa membayangkan bagaimana mereka melakukan pemakaman dengan kesulitan tinggi, dan tanpa bantuan teknologi canggih sekarang ini. Maka, kuburan tebing ini masih merupakan misteri bagi ahli ataupun warga setempat. Bila anda tidak percaya dengan perkataan saya, anda harus coba kunjungi Sungai Luxi ini agar dapat menikmati keajaiban di Gunung Longhu.
Selain itu, di Sungai Luxi kita juga menyaksikan pertunjukan penangkapan ikan secara tradisional, penangkapan ikan yang dilakukan zaman dulu di bagian selatan Tiongkok. Penangkapan ikan zaman dulu terlihat sangat hebat. Para nelayan tidak perlu turun tangan sendiri, melainkan mengandalkan burung hitam bernama Luci menangkap ikan.
Kita menelusuri Sungai Luxi sekitar 40 menit. Dalam 40 menit ini, saya sangat senang akan pemandangan yang luar biasa. Perjalanan ini pasti tidak akan saya lupakan, dan saya juga ingin wisatawan Indonesia yang berkesempatan jalan-jalan ke Tiongkok juga dapat meluangkan waktunya berkunjung ke tempat ini, karena pasti akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.