Upacara Peresminan Even "Xinjiang di Lensa Saya" Diselenggarakan di Urumqi
  2011-09-15 11:36:38  CRI

Upacara peresminan even "Xinjiang di Lensa Saya"-liputan pewarta foto Muslim ke Xinjiang diselenggarakan di Urumqi pagi hari ini (15/9), dengan dihadiri Wakil Presiden China Radio International (CRI), Wang Dongmei, Direktur Kantor Penerangan Daerah Otonom Xinjiang Uygur, Hou Hanmin, pewarta foto asing dan wartawan-wartawan lainnya.

Wakil Presiden China Radio International Wang Dongmei dalam sambutannya, mengatakan bahwa acara yang dikemas dalam "Xinjiang dari Lensa Saya" ini, diharapkan secara menyeluruh melaporkan keadaan Xinjiang yang sebenarnya kepada seluruh dunia.

Sementara, Direktur Kantor Penerangan Provinsi Xinjiang Hou Hanmin mengucapkan terimakasih dengan kedatangan para pewarta foto dari beberapa negara muslim di dunia. Dia berharap, para pewarta foto dapat menikmati sumber daya pariwisata yang kaya di Xinjiang, adat istiadat suku yang kental, menyaksikan perkembangan ekonomi dan social di Xinjiang, dengan foto-foto yang diambil sendiri melaporkan keadaan Xinjiang yang sebenarnya kepada seluruh dunia.

Saya bersama pewarta foto dari sepuluh negara muslim di dunia tiba sejak kemarin, Rabu 14 September.

Rombongan kami, yang berjumlah 17 orang tiba di salah satu provinsi di Negara China yang memiliki keindahan alam yang berbeda dibanding belahan bumi lainnya. Sebelum pesawat mendarat di Bandara Urumqi, para penumpang telah disuguhi pemandangan indah, berupa gunung yang puncaknya dibalut salju, danau, dan perbukitan.

Hawa pegunungan langsung menyergap ketika kami turun dari pesawat. Matahari yang terik, terhapus oleh angin pegunungan yang sejuk. Saudara pendengar, yang menjadi pengalaman pertama dalam hidup saya ketika tiba di Xinjiang adalah sinar matahari yang masih hanga. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Sementara aktifitas warganya terlihat dinamis. Bus dalam kota yang bersih dan tertata, lalu lalang di sepanjang jalan utama. Penumpangnya penuh sampai pukul 10 malam. Meski ramai, jalanan di Kota Xinjiang tak terlihat hiruk pikuk penuh kemacetan seperti di ibu kota Jakarta.

Kenyamanan kota didukung oleh keramahan warganya. Mereka tak segan menyapa atau hanya melempar senyum saja. Namun ada pula yang malu-malu ketika kami foto. Sementara orang tua membiarkan anak mereka bercakap-cakap dengan kami, atau sekedar mengambil foto.

Warga Xinjian menjadi terasa akrab bagi saya dan mungkin orang Indonesia yang pernah berkunjung. Karena banyak perempuannya yang memakai jilbab atau kerudung. Sementara, kaum prianya mengenakan penutup kepala semacam kopiah. Pakaiannya didominasi warna-warna cerah yang menambah keramahtamahan mereka. Ketika kita sebut Indonesia, mereka langsung tersenyum. Namun ada pula yang mulutnya terbuka, mungkin tak mengenal Negara Indonesia.

Kenyamanan kota ternyata tak hanya di siang hari saja. Namun, pukul 10 malam, banyak warga yang melakukan aktifitas di lapangan dan taman. Luasnya sekitar 10 hektare. Terlihat ratusan orang tua melakukan senam bersama. Sedang, puluhan pasangan kakek-kakek dan nenek-nenek terlihat berdansa bersama dengan diiringi music. Anak mudanya tak kalah aktif, dengan music yang keluar dari iPhone dibantu pengeras suara, mereka menari hip-hop di sudut lain di lapangan itu. Sedang belasan anak usia rata-rata 10 tahun belajar sepatu roda.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040