Seorang perempuan India mendapat hadiah uang sebagai penghargaan atas keputusannya yang "berani" meninggalkan rumah karena suaminya tidak menyediakan toilet di rumah mereka.
Baru beberapa hari menikah, Anita Narre meninggalkan rumah suaminya karena di rumah itu tidak ada jamban. Menolak buang hajat di tempat terbuka, Narre memutuskan untuk "minggat" sebagai bentuk protes. Aksinya memicu "revolusi jamban" di desa yang terletak di Madya Pradesh, menurut seorang pejabat lokal.
Atas jasa Narre, lembaga nonprofit Sulabh International pun menghadiahkan uang sebesar 10.000 dollar AS. "Narre memberi motivasi kepada perempuan lain di desanya untuk membujuk para suami agar membangun toilet. Desa itu sekarang sudah berubah," kata B Chandrasekhar, pejabat tersebut.
Narre meninggalkan rumah suaminya, Shivram, setelah mereka menikah pada Mei tahun lalu karena rumah itu tidak memiliki toilet. Dia kembali setelah suaminya membangun sebuah toilet dengan bantuan para petugas distrik.
Shivram berdalih dia tidak memiliki uang untuk membangun toilet di rumah. Dia mengakui istrinya pulang hanya setelah dia membuat satu toilet dengan dana yang diambil dari tabungannya serta "sejumlah bantuan dewan desa".
"Tidak elok bagi perempuan untuk buang air di luar rumah. Karena itu, setiap rumah harus memiliki toilet," kata Narre kepada BBC.
Chandrasekhar mengatakan, kampanye sanitasi yang menawarkan pembangunan toilet gratis di distrik itu menemui jalan buntu karena warganya menganggap "kotor" toilet yang berada di dalam rumah.
"Kisah Narre mengubah cara pandang masyarakat dan imbauan sanitasi kami kembali," katanya. "Banyak orang dari desa-desa sekitar mengikuti langkah ini dan meminta kami membantu mereka membangun jamban. Kami sudah mengajukan proposal untuk menggunakan teladan bagus Narre dan meminta bantuannya untuk memotivasi orang lain untuk menggunakan toilet."
Kurangnya toilet dan fasilitas sanitasi lain yang layak telah merugikan India sebesar hampir 54 miliar dollar AS setahun akibat penyakit terkait kebersihan, hilangnya produktivitas, dan faktor-faktor lain yang disebabkan buruknya sanitasi, menurut penelitian Bank Dunia. Masalah itu terutama terjadi di kalangan pedesaan dengan kondisi kaum perempuan lebih banyak dirugikan akibat kurangnya fasilitas sanitasi yang layak.
Sebuah penelitian PBB pada 2010 menunjukkan, lebih banyak orang di India yang memiliki ponsel ketimbang yang memiliki toilet. Total jumlah pelanggan layanan ponsel mencapai 894 juta, atau lebih dari separuh jumlah populasi negara itu yang mencapai 1,2 miliar jiwa. Ironinya, menurut data PBB, hanya 366 juta orang saja, "sepertiga dari populasi", yang memiliki akses ke toilet.
Menteri Pengembangan Pedesaan India Jairam Ramesh, Rabu (15/2/2012), mengajak rakyat menjadikan India negara yang bebas dari "tindakan buang air terbuka" dalam 10 tahun mendatang. Ramesh mengatakan, sangat memalukan karena hampir 60 persen tempat buang air terbuka di dunia berada di India.