Duta Besar Tiongkok yang pertama untuk ASEAN Yang Xiuping kemarin (6/8) di Jakarta menyerahkan surat kepercayaan kepada Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan. Yang Xiuping menyatakan, pembentukan misi diplomatik Tiongkok untuk ASEAN menunjukkan perhatian besar pemerintah Tiongkok terhadap hubungan dengan ASEAN. Surin menyatakan harapan agar kedua pihak meningkatkan koordinasi dan kerja sama.
Saat ini jumlah misi diplomatik dari anggota ASEAN, mitra dialog dan negara-negara lain di Kantor ASEAN di Jakarta telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Sebelumnya, duta besar untuk ASEAN kebanyakan dirangkap oleh duta besar negara-negara terkait yang bertugas di Jakarta. Dalam beberapa tahun ini, semakin banyak negara yang khusus mengirimkan wakil tetap untuk ASEAN. Saat ini setidaknya 64 negara dan organisasi internasional telah mendirikan misi diplomatik tetap untuk ASEAN. Tiongkok tahun ini juga membentuk Misi Diplomatik Tetap untuk ASEAN.
Mekanisme kerja sama regional ASEAN dengan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan saat ini telah menjadi jalur utama kerja sama Asia Timur. Selain itu, ASEAN juga telah membentuk hubungan dialog dengan 10 negara dan daerah, Pada tahun 2003, hubungan Tiongkok-ASEAN berkembang menjadi hubungan kemitraan strategis yang berorientasi perdamaian dan kemakmuran. Tiongkok menjadi negara non-anggota ASEAN pertama yang menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama Asia Tenggara. Menurut data Sekretariat ASEAN, volume perdagangan ASEAN-Tiongkok menduduki 11,7 persen volume total perdagangan ASEAN. Tiongkok untuk pertama kalinya menjadi mitra dagang terbesar ASEAN, menyalip Jepang dan Uni Eropa. ASEAN pada tahun 2011 untuk pertama kalinya juga merealisasikan surplus perdagangan dengan Tiongkok.
Dalam beberapa tahun ini, status ASEAN di panggung dunia meningkat nyata. Petinggi ASEAN umumnya berpendapat, hal ini berhubungan dengan posisi ASEAN di salah satu kawasan yang paling cepat pertumbuhannya di dunia, sedangkan kerja sama ASEAN-Tiongkok, ASEAN+1 dan ASEAN+3 dengan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan juga menunjukkan dinamisme yang kuat.
Sejumlah analis berpendapat, seiring dengan pelaksanaan strategi AS untuk kembali di Asia Pasifik, masalah Laut Tiongkok Selatan akan makin menonjol dan ASEAN akan menjadi titik berat pertarungan antara AS dengan Tiongkok. Pergulatan Tiongkok-AS di kawasan itu akan secara mendalam berdampak pada perkembangan ASEAN ke depan. Sementara penyelarasan di dalam tubuh ASEAN dan meningkatnya peranan ASEAN juga akan membantu meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan.
Surin menyatakan, tantangan utama yang dihadapi ASEAN dewasa ini adalah, perdagangan internal ASEAN hanya menduduki 25 persen volume total perdagangan ASEAN dan perbandingan itu perlu ditingkatkan lagi. Satu-satunya cara adalah dengan menggairahkan investasi lintas negara di dalam tubuh ASEAN. Badan swasta dan perusahaan menengah diharap berinvestasi di bidang infrastruktur demi mewujudkan konektivitas antar anggota ASEAN.
Berbeda dengan Uni Eropa, ASEAN sejauh ini belum mempunyai badan eksekutif sentral yang kuat. Surin berpendapat, apabila tidak ada mekanisme sentral, maka ASEAN sulit melakukan penyelarasan dan sulit memecahkan masalah, terutama masalah besar. Oleh karena itu, ASEAN harus lebih kompak dan efisien dalam mempertimbangkan masalah.