Menteri Pertahanan AS Leon Panetta baru-baru ini dalam jumpa pers Pertemuan Pemeliharaan Keamanan Korea Selatan-AS menyatakan, AS dan Korea Selatan tengah membahas pembangunan sistem pertahanan peluru kendali. AS belum lama ini mengumumkan akan menempatkan radar peringatan dini peluru kendali kedua di bagian selatan Jepang. Dikabarkan pula, AS tengah mengupayakan penempatan radar yang sama di Asia Tenggara.
AS berharap melalui pembangunan pertahanan rudal ini dapat meningkatkan hubungan politik dan militer dengan negara-negara yang bersangkutan. Secara militer, ini merupakan perpanjangan dari sistem pertahanan rudal nasional AS ke seluruh dunia yang sekaligus merupakan pengukuhan dominasi militer AS di dunia. Asia menjadi sasaran penempatan sistem anti rudal saat ini dengan alasan pemulihan stabilisasi kawasan. Berbagai fenomena menunjukkan, strategi tersebut mengancam terjadinya pergolakan di Asia. Dominasi AS bisa saja mendatangkan konfrontasi dan perpecahan Asia. Ini justru yang paling dikhawatirkan banyak negara-negara Asia.
Asia kini berada pada era baru kerja sama dan pembangunan. Iklim kondusif dalam kawasan penting untuk menyelesaikan sejumlah masalah dan persengketaan agar pembangunan dapat dilakukan dengan lancar dalam waktu singkat. AS sebagai negara penting di Asia Pasifik seharusnya memberikan lebih banyak sumbangan kepada perdamaian dan pembangunan di Asia, bukan malahan membesar-besarkan permasalahan yang pada akhirnya menimbulkan ketegangan antar negara. Melalui gangguan tahap sebelumnya, sejumlah negara Asia mulai menyadari bahwa masalah kebebasan pelayaran di Laut Tiongkok Selatan itu pada dasarnya hanyalah permainan politik AS belaka. Dapatkah Washington mengambil keputusan tangkas dan memilih strategi yang tepat? Jawaban inilah yang terus ditunggu-tunggu oleh negara-negara Asia.