Liga Nasional Suriah yang terdiri dari golongan oposisi baru-baru ini memperoleh pengakuan umum negara-negara Barat. Dalam dua hari terakhir, kekuatan oposisi dan tentara pemerintah Suriah terus terlibat pertempuran sengit di bebarapa titik. Di dekat Kementerian Dalam Negeri Suriah juga terjadi beberapa kali ledakan bom. Sementara itu, AS menuding pemerintah Suriah menggunakan rudal Scud terhadap kekuatan oposisi, sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa pemerintah Suriah mungkin telah kehilangan kendali atas situasi.
Tiga ledakan terjadi pada Rabu malam di dekat gedung Kementerian Dalam Negeri Suriah di Damaskus, yang mengakibatkan 5 orang tewas dan 23 orang cedera. Golongan oposisi menyatakan, Menteri Dalam Negeri mengalami cedera serius akibat ledakan. Sedangkan pemerintah Suriah menampik informasi ini dan mengatakan bahwa kesehatan Menteri Urusan Dalam Negeri dalam kondisi baik.
Hingga kemarin siang, tentara pemerintah Suriah dan kekuatan oposisi terus terlibat pertempuran sengit di Damaskus dan sekitarnya, kota strategis di utara, serta beberapa provinsi di barat laut yang berbatasan dengan Turki dan Irak.
Menurut media setempat, pejabat militer AS menuding pasukan pro-pemerintah telah menggunakan rudal Scud terhadap oposisi dan ini adalah untuk pertama kalinya sejak terjadinya konflik. Yang patut dicatat, juru bicara Gedung Putih menolak mengkonfirmasi dan juru bicara Departemen Luar Negeri AS juga menolak mengungkapkan jenis rudal. Golongan oposisi juga membenarkan bahwa tentara pemerintah Suriah telah menggunakan rudal Scud dan bom molotov di beberapa lokasi pemukiman. Sebelumnya seorang pejabat NATO menyatakan, berdasarkan informasi intelijen, tentara pemerintah Suriah minggu ini telah berulang kali menembakkan rudal jarak pendek yang diduga sebagai rudal Scud.
Kementerian Luar Negeri Suriah secara resmi telah menyangkal bahwa pasukan pemerintah menggunakan rudal Scud. Pemerintah mengatakan mereka tidak perlu menggunakan rudal itu untuk melawan teroris. Damaskus menyebut kabar bohong itu adalah muslihat untuk mempermalukan pemerintah Suriah.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov menyatakan adanya kemungkinan golongan oposisi menang dalam perlawanan senjata, sekaligus menyatakan bahwa Rusia perlu menghadapi kenyataan dan situasi yang tengah berkembang, yaitu semakin lemahnya kendali pemerintah Suriah dan Presiden Assad. Boleh dikatakan, sikap Rusia itu telah mengalami perubahan relatif besar dan Rusia untuk pertama kalinya secara terbuka menunjukkan adanya kemungkinan kemenangan oposisi Suriah.
Analis mengatakan, sikap Bogdanov tidak mendukung atau menentang pihak mana pun, hanya merupakan evaluasi terhadap situasi terkini. Bogdanov juga menyatakan kekhawatiran terhadap kemungkinan akses kaum teroris dalam golongan oposisi terhadap gudang senjata tentara pemerintah. Ini konsisten dengan sikap Rusia yang selalu mencela serangan teroris di Suriah.
Sikap Rusia pada masalah Suriah tidak berubah, yaitu mendukung Suriah mewujudkan transisi damai dan menolak intervensi militer dari luar.