Situasi Semenanjung Korea Tetap Tidak Menentu
  2013-01-10 12:52:46  CRI

"Tidak menentu" adalah kata yang tepat untuk melukiskan situasi semenanjung Korea pada tahun 2012. Pada tahun 2012, Kim Jong-un memegang kekuasaan sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut). Setelah itu, Korut dua kali meluncurkan satelit sehingga situasi Semenanjung Korea kembali tegang. Sedangkan Park Geun-hye menang dalam pemilihan Korea Selatan (Korsel) dengan keunggulan tipis. Masyarakat pun mulai memprediksi bagaimana presiden wanita perdana Korea ini mengatur kembali kebijakan terhadap Pyongyang.

Meninggalnya pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-Il dan naiknya Kim Jong-un sebagai pemimpin tertinggi adalah peristiwa yang penting pada tahun 2012. Setelah Kim Jong-un berkuasa, Korut berupaya keras mengembangkan bidang antariksa. Pada 13 April dan 12 Desember 2012, Korut dua kali meluncurkan roket dengan tidak memedulikan protes masyarakat internasional. Wakil peneliti Pusat Riset Korea Akademi Sosial dan Ilmu Tiongkok Pu Guanghai berpendapat bahwa Kim Jong-un ingin menegakkan kewenangan dan menyampaikan ide politiknya sebagai pemimpin yunior.

Dalam hubungan dengan Korsel, Kim Jong-un mewarisi kebijakan keras. Tidak lama setelah meninggalnya Kim Jong-il, Komisi Pertahanan Korut mengatakan bahwa Korut akan tidak berkontak dengan pemerintahan Lee Myung-bak.

Sedangkan di Korsel, Park Geun-hye dipilih sebagai presiden baru. Sikap apa yang akan diambil presiden baru ini terhadap Korut? Park Geun-hye pernah mengatakan:

"Keamanan negara Korsel harus diperkuat, Korut hendaknya menyadari bahwa mereka akan membayar mahal kalau berani melakukan provokasi. Hanya dengan kekuatan senjata dan jaminan diplomatik, Korsel baru akan mendapat perdamaian sesungguhnya."

Sikap ini dianggap sebagai penerusan atas kebijakan keras pemerintahan Lee Myung-bak terhadap Korut. Akan tetapi, kebijakan ini telah dinilai tidak efektif. Pakar Korsel berpendapat bahwa Presiden Park Geun-hye akan mengatur kembali kebijakan terhadap Korut. Profesor Liang Seong Hioen dari Universitas Yonsei Korsel mengatakan:

"Perbaikan hubungan antara Korsel dan Korut perlu kepercayaan dua arah. Misalnya dengan kegiatan reuni bagi keluarga yang terpisah, serta kegiatan komunikasi antara Korsel dan Korut untuk memperbaiki hubungan. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Lee Myung-bak tidak membantu perbaikan hubungan kedua pihak. Lima tahun lalu adalah masa terburuk dalam hubungan antara Korsel dan Korut. Oleh karena itu sikap saling percaya adalah unsur kunci. Park Geun-hye kiranya akan mengatur kembali kebijakan terhadap Korut."

Situasi Semenanjung Korea tidak saja mempengaruhi kedua Korea, tetapi juga berkaitan dengan perdamaian, kestabilan, dan perkembangan Asia Timur. Menanggapi masalah ini, pemerintah Tiongkok selalu berpendapat untuk menyelesaikan masalah ini melalui dialog, sehingga Tiongkok akan memberikan upaya semaksimal mungkin. Dalam peristiwa peluncuran satelit oleh Korut, Tiongkok selalu berkontak dengan Korut, Rusia, AS, Korsel, dan Jepang agar semua pihak menahan diri untuk mencegah menegangnya situasi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menegaskan berulang kali bahwa perdamaian dan kestabilan di Semenanjung Korea sesuai dengan kepentingan berbagai pihak.

Masalah situasi Semenanjung Korea sangat sensitif dan rumit. Pemeliharaan perdamaian di Semenanjung Korea adalah tanggung jawab Tiongkok, namun bukanlah tanggung jawab tunggal Tiongkok. Berbagai pihak hendaknya bersama berupaya agar pembicaraan enam pihak mengenai masalah nuklir Korut dapat sesegera mungkin dipulihkan. Aksi sepihak apa pun tidak akan membantu penyelesaian masalah Semenanjung Korea, malah mempersulit masalah. Bagaimana situasi Semenanjung Korea berkembang pada tahun 2013 masih belum menentu. Yang terpenting adalah upaya tulus dari semua pihak.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040