Bank Sentral Tiongkok hari Jumat lalu (19/7) mengumumkan bahwa Tiongkok akan mendorong lebih lanjut reformasi pasar suku bunga, mulai pada 20 Juli lalu. Tiongkok akan mengangkat kontrol suku bunga kredit.. Hal ini segera menarik perhatian dunia dan ditanggapi secara positif.
Sejak pemerintah baru Tiongkok dimulai pada awal tahun ini, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang telah mengatakan akan mendorong reformasi mekanisme pasar di bidang moneter. Keputusan yang diumumkan hari Jumat lalu itu justru memperlihatkan komitmen pemerintah Tiongkok untuk mendorong reformasi, sekaligus memperbesar dukungan badan-badan moneter terhadap substansi ekonomi.
Di tengah pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang sedikit melamban, pengangkatan kontrol suku bunga kredit mencerminkan keberanian dan komitmen pemerintah Tiongkok dalam melaksanakan reformasi. Keputusan tersebut pun menimbulkan keprihatinan serius dari masyarakat internasional. Harian The Wall Street Journal menilai tinggi keputusan Tiongkok tersebut, dan berpendapat bahwa hal itu adalah salah satu sinyal penting dalam proses reformasi moneter. Itu juga merupakan langkah penting yang bersifat monumental dalam reformasi suku bunga Tiongkok.
Sementara itu, publik berpendapat bahwa keputusan untuk mengangkat kontrol suku bunga kredit akan meringankan beban pendanaan badan usaha, meningkatkan peran lembaga-lembaga keuangan terhadap substansi ekonomi, sekaligus menjaga kestabilan ekonomi.
Ekonom dari Bank of Comunication Tiongkok Lian Ping mengatakan bahwa bank-bank Tiongkok di masa lalu selalu memperoleh keuntungan besar dari selisih suku bunga deposit dan kredit. Namun hal itu tidak akan terjadi lagi. Kebijakan baru Tiongkok akan memaksa bank-bank Tiongkok untuk melakukan reformasi.
Penanggungjawab dari bank ICBC dan Bank of China mengatakan langah reformasi itu akan menimbulkan pengaruh jangka panjang terhadap sistem perbankan Tiongkok dan pola operasional bank-bank komersial Tiongkok akan mengalami perubahaan.