XINHUA: Konferensi Khusus Menteri Luar Negeri Tiongkok-ASEAN digelar di Beijing hari ini (29/8). Jelang genap 10 tahun penggalangan hubungan kemitraan strategis Tiongkok-ASEAN, para ahli berpendapat, pelaksanaan konferensi ini mencerminkan peran aktif Tiongkok dalam pembangunan hubungan dengan negara-negara ASEAN, sekaligus merupakan peluang penting bagi kedua pihak untuk merancang kerjasama pada masa mendatang.
Wakil Kepala Riset Masalah Internasional Tiongkok Ruan Zongze mengatakan: "Arti khusus konferensi kali ini ialah Tiongkok sebagai tuan rumah mengundang para Menlu ASEAN, telah menunjukkan sikap positif dan inisiatif Tiongkok di bidang pembangunan hubungan dengan ASEAN, dan menandakan Tiongkok bersedia mengadakan perundingan dengan negara-negara ASEAN mengenai sejumlah masalah terkait."
3 bulan sebelumnya, Menlu Tiongkok Wang Yi menghadiri serangkaian Konferensi Menteri Luar negeri Asia Tenggara di Brunei. Kali ini Wang Yi akan bertemu lagi dengan para Menlu dari 10 anggota ASEAN dan Sekjen ASEAN. Konfereni Pemimpin Tiongkok-ASEAN akan digelar pada Oktober mendatang, menandakan komunikasi antara kedua pihak semakin erat.
Direktur Pusat Penelitian Asia Pasifik dari Yayasan Penelitian Masalah Internasional Tiongkok Qi Jianguo mengatakan: "Pembangunan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA) merupakan titik terang terbesar antara kerjasama Tiongkok-ASEAN. Konferensi kali ini diharapkan dapat menetapkan konsep pada taraf lebih tinggi daripada CAFTA dengan menyusun rancangan kerjasama yang lebih pragmatis dan kongkret."
Mantan Duta Besar Tiongkok untuk Thailand, Singapura dan Nepal Zhang Jiuhuan berpendapat, pembentukan versi yang lebih tinggi hubungan Tiongkok-ASEAN sesuai dengan kebutuhan obyektif pembangunan hubungan Tiongkok-ASEAN, sekaligus mengandung isi kongkret. Ia mengatakan: "Di bidang politik, kedua pihak perlu memperdalam saling percaya. Sejumlah negara menengah dan kecil memiliki kekhawatiran terhadap pembangunan Tiongkok, sehingga perlu diadakan komunikasi dan memperdalam saling percaya antara satu sama lain. Di bidang ekonomi dan perdagangan, kedua pihak akan mendorong kerjasama perdagangan dan investasi ke taraf yang lebih tinggi dalam 5 hingga 10 tahun mendatang. Kedua pihak tengah menyusun langkah kongkret untuk mendorong interkonektivitas di darat dan laut, kemudahan investasi dan pertukaran personel. Di bidang kerjasama kawasan, Tiongkok selalu berpegang pada jalur utama 10 + 3, dan berpendirian KTT Asia Timur bersifat terbuka, dan berupaya mendorong pengintegrasian kawasan dan menjamin perdamaian, serta kestabilan kawasan ini. "
Mengenai masalah Laut Tiongkok Selatan, Qi JIanguo mengatakan: "Meski sejumlah negara mungkin akan menyinggung masalah tersebut dalam konferensi, namun hal ini bukanlah titik berat konferensi kali ini." Sedangkan Ruan Zongze mengatakan, "Negara-negara ASEAN telah menyadari, masalah Laut Tiongkok Selatan hanya merupakan masalah antara Tiongkok dengan negara tertentu, tidak seharusnya mempengaruhi situasi umum hubungan ASEAN-Tiongkok. Tiongkok dan ASEAN sama-sama menjanjikan peluang, dan memiliki potensi kerjasama yang cerah. Kedua pihak seharusnya mengesampingkan perselisihan, dan menjalin kerjasama yang lebih erat."