Wawancara dengan Ketua Perpit
  2013-08-30 11:35:00  CRI

Ekspo Tiongkok-ASEAN atau CAEXPO berperan sebagai jembatan bagi kerja sama dan komunikasi antara perusahaan Tiongkok dan negara-negara ASEAN dalam sepuluh tahun terakhir. CAEXPO telah memperkaya isi hubungan kemitraan strategis Tiongkok-ASEAN, sekaligus telah meningkatkan persahabatan antara kalangan pengusaha dan rakyat Tiongkok dengan negara-negara ASEAN. Ketua Dewan Eksekutif Perhimpunan Pengusaha Indonesia Tionghoa (Perpit) Richard Tan L. Ch. adalah salah seorang tokoh terkemuka yang telah menyaksikan perkembangan CAEXPO dalam sepuluh tahun terakhir. Ia berharap ajang perdagangan tersebut dapat terus berkembang untuk mencapai terobosan signifikan dalam sepuluh tahun mendatang.

Richard Tan memandang CAEXPO dan pembentukan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA) sebagai monumen dalam proses perkembangan hubungan kemitraan strategis Tiongkok-ASEAN. Ia memuji CAEXPO yang telah membuka pintu masuk pertama bagi perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara, dan memprakarsai komunikasi antara kedua pihak dalam bentuk pameran dan forum. Richard Tan mengatakan:

"Kami anggap CAEXPO Nanning adalah sebuah pergelaran perdagangan di mana kami negara-negara ASEAN bisa datang ke Nanning, dan melihat keseluruhan potensi perdagangan dari Tiongkok yang akan digelar di Nanning. Bisa kita anggap sebagai sebuah pintu masuk atau jendela besar, di mana sepuluh negara ASEAN bisa melihat dengan jelas, tidak saja produk dari Tiongkok sendiri, tapi juga membawa produk dari negara masing-masing ke sana. Itu harapan satu-satunya sejak awal kami datang untuk pertama kali di CAEXPO Nanning."

Ekonomi negara-negara Asia Tenggara mengalami pukulan berat saat krisis moneter Asia terjadi pada awal abad ini, sehingga laju pertumbuhannya melamban dan berbagai sektor usaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) mengalami kesulitan. Justru di tengah kesulitan itulah CAEXPO digelar untuk pertama kalinya di Nanning pada 2004. Pameran itu membawa peluang historis bagi UKM di Asia Tenggara. Richard Tan mengatakan CAEXPO menunjukkan daya tarik luar biasa bagi perusahaan kecil dan menengah yang berposisi lemah jika dibandingkan badan usaha milik negara.

"Karena perusahaan-perusahaan besar tidak perlu CAEXPO, dia bisa langsung investasi ke sana. Pengusaha besar China tidak perlu siapa-siapa bisa langsung investasi di Indonesia. Saya tidak berbicara di level ini, karena saya lebih berbicara di level menengah dan menengah ke bawah. Karena di sini lah sebenarnya, sebuah potensi besar untuk mengisi sejarah di masa depan persahabatan China dan negara ASEAN."

Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA) diberlakukan pada 2010 untuk membuka lembaran baru dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok dan negara-negara ASEAN. Dalam pertemuan puncak ASEAN ke-21 di Kamboja pada 2012, para pemimpin ASEAN secara bulat menyetujui pembentukan Masyarakat ASEAN pada akhir 2015. Richard Tan mengatakan target itu tidak akan terpisahkan dari perkembangan CAFTA, dan CAEXPO akan memainkan peranannya sebagai wadah untuk mengoptimalkan keunggulan Tiongkok dan negara-negara ASEAN. Kedua pihak akan saling melengkapi dengan keunggulan masing-masing, sehingga dapat mewujudkan perkembangan yang saling menguntungkan baik di level bilateral maupun multilateral.

"Nanning CAEXPO seharusnya merupakan sebuah jendela besar di mana sepuluh negara ASEAN bisa melihat potensi perdagangannya, sekaligus Tiongkok bisa melihat potensi dagang yang kita bawa ke sana. Jadi lanjutan dari sebuah CAFTA, tidak hanya selalu perdagangan saja, perdagangan mana yang bisa beralih menjadi sebuah realokasi atau alokasi baru daripada manufacturing, yang mengembangkan lebih nyata adanya unsur saling isi mengisi dari 10 potensi pasar yang berbeda. Perusahaan-perusahaan yang menengah dan besar yang tidak sama potensinya dari dua negara bisa bergabung dalam satu projek yang lebih visible menguntungkan dan menyenangkan kedua pihak dan kedua negara. Bila perlu, ini juga di banyak negara artinya, sumber daya Indonesia, bekerja sama dengan management dari negara ASEAN lain, ditambahkan dengan keuangan dari negara ASEAN lain lagi, baru ditambah lagi dengan teknologi dari Tiongkok , dan visa merupakan satu, merchant lebih menarik karena masing-masing mengambil porsinya secara professional dan proporsional, dan mewujudkan apa artinya China masuk di ASEAN."

Dalam CAEXPO ke-10 di Nanning akan digelar acara peresmian Asosiasi Pengusaha Tiongkok-ASEAN. Richard Tan menaruh harapan besar terhadap organisasi tersebut. Ia berharap perhimpunan itu dapat menarik partisipasi luas perusahaan kecil dan menengah dari Tiongkok dan negara-negara ASEAN, agar asosiasi itu tidak hanya berperan sebagai klub bagi perusahaan besar.

"Saya menyambut baik terbentuknya asosiasi pengusaha Tiongkok-ASEAN. Karena sebenarnya, ini apabila dikata sebuah asosiasi dari pihak pengusaha sendiri, maka semua isu-isu yang digelar atau dibincangkan, yang sudah disetujui atau dikembangkan kemudian bisa diturun ke level bisnis atau cooperate, dan dijalankan di dalam asosiasi pengusaha."

Richard Tan mengatakan walaupun CAEXPO hanya berlangsung lima hari, tetapi ia berpendapat bahwa ajang tersebut akan dapat mewujudkan pembentukan mekanisme "5+360." Dalam lima hari ini kita saling berdiskusi, dan melaksanakannya dalam waktu sepanjang tahun. Dan hanya dengan demikian baru dapat mewujudkan perkembangan abadi CAEXPO. Richard Tan mengatakan CAEXPO bukan hanya pesta di Nanning saja, melainkan pesta yang didukung bersama oleh Tiongkok dan sepuluh negara ASEAN. Ia mengatakan:

"Saya menawarkan supaya dua tahun sekali, China-ASEAN Expo dilakukan di ibukota negara ASEAN, seperti CAEXPO Jakarta, CAEXPO Kuala Lumpur, CAEXPO Manila, mau dua tahun tiga tahun sekali, baru CAEXPO ini bisa dipahami oleh pesertanya, pelakunya dan pengusaha, dan ini artinya semangat dari persahabatan seperti humaniora dan seni budaya bisa digelar dengan kegiatan seperti ini."

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040