Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang berangkat dari Beijing menuju Brunei Darussalam untuk menghadiri rangkaian Pertemuan Pemimpin Asia Timur hari ini (9/10). Dalam Ekspo Tiongkok-ASEAN (CAEXPO) yang digelar di Nanning bulan lalu, Li Keqiang mengemukakan rencana untuk membina hubungan Tiongkok-ASEAN dengan istilah "Sepuluh Tahun Intan" dengan berlandaskan hasil-hasil yang tercapai dalam "Sepuluh Tahun Emas", yakni 10 tahun terakhir. Ini menunjukkan harapan Tiongkok terhadap peningkatan hubungan dengan ASEAN.
Hubungan kemitraan strategis Tiongkok-ASEAN dimulai pada tahun 2003, dimana tahun ini bertepatan peringatan sepuluh tahun penggalangan hubungan tersebut. Dalam sepuluh tahun terakhir, hubungan antara kedua pihak terus ditingkatkan dan telah mencapai hasil-hasil yang berkelimpahan. Li Keqiang mengajukan beberapa usul bagi peningkatan kerja sama antara kedua pihak, termasuk peningkatan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN yakni CAFTA, peningkatan konektivitas serta kerja sama di bidang finansial, kelautan dan kemanusiaan. Ahli dari Balai Riset Asia Pasifik Akademi Ilmu Sosial Tiongkok Zhang Yunling mengatakan, yang disebut "Sepuluh Tahun Emas" oleh Li Keqiang merupakan penyimpulan terhadap kondisi kerja sama dan kepercayaan politik antara Tiongkok dan ASEAN dalam dekade terakhir.
Mengulas kembali sepuluh tahun terakhir, Tiongkok dan ASEAN telah mencapai serangkaian hasil kerja sama, termasuk pemberlakuan CAFTA, dan peresmian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Volume perdagangan antara kedua pihak telah ditingkatkan dari US$ 78 miliar menjadi US$ 400 miliar, atau meningkat 5 kali lipat. Saling investasi antara Tiongkok dan ASEAN meningkat dari US$ 30 miliar menjadi US$100 miliar, atau meningkat kebih dari 3 kali lipat. Boleh dikatakan,hubungan antara Tiongkok dan ASEAN sudah semakin erat dan mencapai sebuah titik yang belum pernah terjadi dalam sejarah. Mengenai pengalaman sukses dan pencapaian dalam sepuluh tahun terakhir, Kepala Balai Riset Masalah Internasional Tiongkok Qu Xing berpendapat bahwa peningkatan kerja sama antara kedua pihak adalah berkat penggalangan hubungan kemitraan strategis dan juga karena sifat kedua pihak yang saling melengkapi.
Ia mengatakan, pengalaman sukses dalam sejarah merupakan buah dari perhatian besar Tiongkok terhadap pembinaan hubungan kemitraan strategis dengan ASEAN.. Atas perhatian besar pemerintah, maka kerja sama antar perusahaan, kunjungan personel dan kerja sama antar badan pemerintah masing-masing pihak baru dapat berjalan dengan lancar. Kerja sama kedua pihak bisa ditingkatkan karena kedua pihak memiliki sifat yang saling melengkapi di bidang ekonomi dan perdagangan. Oleh karena itu, Tiongkok dan negara-negara ASEAN dapat memelihara laju pertumbuhan ekonomi yang pesat di tengah kondisi ekonomi dunia yang dilanda krisis moneter. Laju pertumbuhan bagi negara-negara ASEAN adalah sekitar 5 hingga 6 persen, sedangkan Tiongkok memelihara laju pertumbuhan pada 8 hingga 9 persen.