Masalah Laut Tiongkok Selatan Dalam "Sepuluh Tahun Intan" Tiongkok-ASEAN Mendatang
  2013-10-09 16:15:23  CRI
Masalah Laut Tiongkok Selatan merupakan salah satu unsur yang tidak boleh diabaikan dalam proses kerjasama Tiongkok dan ASEAN. Perdamaian dan stabilitas selalu merupakan prasyarat bagi pemeliharaan kemakmuran di kawasan mana pun. Sebagai salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia, Laut Tiongkok Selatan berkaitan langsung dengan kerja sama Tiongkok dengan negara-negara ASEAN. Qu Xing dari Balai Riset Masalah Internasional berpendapat bahwa perwujudan hubungan "Sepuluh Tahun Emas" justru berlandaskan penanganan baik persengketaan antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN . Dilihat dalam jangka panjang, Qu Xing mengatakan pembinaan "Sepuluh Tahun Intan" membutuhkan negara-negara di kawasan ini mengontrol sengketa di Laut Tiongkok Selatan secara efektif. Ia mengatakan, Tiongkok dan ASEAN menandatangani DoC Laut Tiongkok Selatan pada tahun 2002, sehingga berbagai pihak terkait dapat mengontrol masalah kompleks. Walau tetap terjadi pergesekan, namun tidak muncul situasi yang di luar kendali. Dari pengalaman sepuluh tahun terakhir, kita telah mengetahui cara memelihara stabilitas. Yang penting ialah setiap negara harus menaati DoC Laut Tiongkok Selatan. Apabila dokumen tersebut ditaati, maka perwujudan "Sepuluh Tahun Intan" hubungan Tiongkok-ASEAN akan berjalan mulus. Jika tidak, maka ambisi itu akan menjadi impian belaka.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040