Pertemuan Puncak ASEAN ke-23 dan Rangkaian Pertemuan Pemimpin-pemimpin Asia Timur ke-8 ditutup kemarin (10/10) di Bandar Seri Begawan, ibukota Brunei Darussalam. Para pemimpin dari 10 anggota ASEAN beserta Tiongkok, AS, Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan Selandia Baru telah mengadakan pembahasan mendalam mengenai topik-topik menyangkut perkembangan masa depan ASEAN dan hubungan luar negeri ASEAN dalam pertemuan selama dua hari ini. Sultan Brunei Hassanal Bolkiah kemarin menyatakan, ASEAN akan terus mendorong pembangunan Komunitas ASEAN, sekaligus memelihara hubungan erat dengan negara-negara mitra termasuk Tiongkok.
Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang untuk pertama kalinya menghadiri Pertemuan Pemimpin ASEAN-Tiongkok 10 Plus 1, Pertemuan pemimpin ASEAN-Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan 10 Plus 3 dan Pertemuan Pemimpin-pemimpin Asia Timur, serta menjelaskan kebijakan luar negeri pemerintah baru Tiongkok untuk meningkatkan hubungan dengan ASEAN, dua butir kesepahaman mengenai kerja sama Tiongkok-ASEAN di masa depan serta usulan yang mencakup 7 bidang.
Berdasarkan pernyataan ketua yang dikemukakan Pertemuan Puncak ASEAN kali ini, berbagai anggota menyambut Deklarasi Bandar Seri Begawan Komunitas ASEAN Pasca Tahun 2015 yang merancang perkembangan jangka panjang ASEAN setelah terbentuknya komunitas ekonomi. Sultan Brunei Hassanal Bolkiah kemarin menyatakan, pemimpin berbagai anggota dalam pertemuan kali ini telah menetapkan target jelas bagi masa depan ASEAN untuk terus mendorong pembentukan komunitas. Ia mengatakan,
"Pemimpin berbagai anggota berharap agar sampai tahun 2030, nilai total GDP ASEAN akan naik menjadi 4,4 triliun dolar Amerika dari 2,23 miliar dolar Amerika saat ini. Populasi miskin akan berkurang sebanyak 9,3 persen dari 18,6 persen yang ada saat ini. Oleh karena itu, pemimpin berbagai anggota menginstruktusikan penanggung-jawab lembaga terkait mengevaluasi tantangan masa depan dan menyediakan pendapat strategis bagi para pemimpin untuk menanggapi masalah-masalah tersebut, serta menetapkan target jangka panjang tahun 2015.