Target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan anggaran belanja militer Tiongkok selalu mengundang pertanyaan wartawan luar negeri selama sidang Kongres Rakyat Nasional (KRN) dan Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat (MPPR) setiap tahun. Dalam sidang KRN yang diadakan kemarin, Perdana Menteri Li Keqiang dalam laporan kerja pemerintah menunjukkan, Tiongkok menargetkan laju pertumbuhan PDB tahun ini pada 7,5%. Kantor Berita Xinhua kemarin menyatakan, anggaran belanja militer Tiongkok akan dinaikkan sampai 12,2% senilai 808,2 miliar yuan RMB. Hal tersebut telah mengundang perhatian umum.
Mengenai target pertumbuhan PDB setinggi 7,5%, media pada umumnya berpendapat bahwa hal itu telah mengungkapkan arah perkembangan kebijakan reformasi.
Pejabat senior Eurasia Group, Nicholas Consonery menyatakan, hal tersebut menyampaikan sinyal kepada para pejabat daerah, bahwa kinerja mereka tidak dinilai dari aspek laju pertumbuhan PDB, tetapi dinilai dari standar lainnya, seperti pelestarian lingkungan, penempatan tenaga kerja dan inflasi.
Mengenai anggaran belanja militer tahun ini, media AS berpendapat, jumlah itu tidak sampai seper empat anggaran belanja militer AS.
Direktur Pusat Penelitian Anti Terorisme Institut Hubungan Internasional Modern Tiongkok, Li Wei berpendapat, Tiongkok terpaksa menambah anggaran belanja militer karena embargo senjata negara-negara Barat.
Profesor Universitas Pertahanan Nasional Tiongkok Qiao Liang berpendapat, dibandingkan dengan PDB, anggaran belanja militer Tiongkok selalu dipelihara pada tingkat pertumbuhan yang rasional.