Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk
urusan Asia, Evan Medeiros kemarin memberikan keterangan tentang kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ke Asia. Mengenai pertanyaan apakah kunjungan tersebut dimaksudkan untuk membendung Tiongkok, Medeiros menanggapi bahwa bagi AS, membendung Tiongkok tidak memiliki arti apa pun.
Presiden AS Barack Obama memulai kunjungan ke Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Filipina mulai 22 April 2014. Ini merupakan perlawatan ke-5 kali Obama ke Asia dan kawasan Pasifik. Pertanyaan itu muncul karena Jepang dan beberapa negara lainnya bersengketa wilayah dengan Tiongkok.
Medeiros mengatakan, kunjungan Obama ke Asia dan Pasifik kali ini mutlak bukan untuk membendung Tiongkok. Mengingat volume perdagangan bilateral telah mencapai US$ 500 miliar, Tiongkok bukanlah negara yang bisa dibendung. Ia menambahkan, AS dan Tiongkok perlu saling memperhatikan kepentingan bersama, yang berarti kedua negara perlu bekerja sama dalam menghadapi tantangan-tantangan yang mengancam perdamaian, keamanan dan kemakmuran global. Pembentukan hubungan antar negara jenis baru membutuhkan kedua negara menemukan ruang kerja sama untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Dilaporkan dalam kunjungannya ke Filipina nanti, AS dan Filipina akan menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan yang baru. Hal itu di mata sejumlah analis justru dimaksudkan untuk menghadapi Tiongkok. Asisten Dewan Keamanan Nasional AS Ben Rhodes mengatakan, AS tengah menjajaki kemungkinan memperluas kerja sama pertahanan dengan negara-negara di kawasan ini, akan tetapi kerja sama antara AS dengan negara-negara Asia Tenggara tidak berarti akan merugikan hubungannya dengan Tiongkok sebagai kompensasinya. Sementara memperdalam hubungan dengan ASEAN, AS akan memelihara hubungan konstruktif dengan Tiongkok.
Mengenai masalah Laut Tiongkok Selatan, Evan Medeiros mengatakan, AS menentang negara mana pun di kawasan ini menggunakan cara mengancam atau mengagresi untuk menyelesaikan persengketaan. Tiongkok dan ASEAN tengah membahas Kode Perilaku Laut Tiongkok Selatan. AS berharap mekanisme tersebut akan menyediakan kerangka konstruktif bagi penanganan masalah regional.
Mengenai masalah Pulau Diaoyu, Ben Rhodes mengatakan, cara terbaik penyelesaikan masalah adalah dialog antara Jepang dan Tiongkok. AS mendukung kedua negara tersebut menyelesaikan perselisihan secara damai.