Hasil survei yang diluncurkan oleh Berita Ekonomi Jepang, Kyodo News, NHK dan Sankei Shimbun kemarin (28/07) menunjukkan bahwa tingkat dukungan Kabinet Abe turun menjadi 45,6 persen, dan tingkat tidak mendukung telah mencapai 40,2 persen. Hasil survei dari sejumlah lembaga survei Jepang pun menunjukkan bahwa tingkat dukungan Kabinet Abe telah menurun di bawah 50 persen.
Semua hasil survei yang meliputi televisi, surat kabar, kantor berita dan bentuk media lainnya menunjukkan tingkat dukungan Kabinet Abe jatuh ke rekor terendah, dan tingkat tidak mendukung naik ke rekor tertinggi. Sejumlah analis percaya bahwa hal ini telah menunjukkan kebijakan Kabinet Abe benar-benar lepas dari rakyat.
Banyak ahli ekonomi dan pelaku pasar percaya bahwa kebijakan implementasi pelonggaran yang diambil kabinet Abe semakin melemah. Prospek strategi pertumbuhan ekonomi dari Ekonomi Abe yang disebut sebagai "panah ketiga" pun tidak optimis. Kebanyakan responden dari berbagai lapisan masyarakat yang diwawancarai mengatakan bahwa efek Ekonomi Abe tidak terasa.
Kabinet Abe menghasut "Ancaman Tiongkok" dan mengambil kesempatan untuk mengembangkan kekuatan militer Jepang. Tujuan ini tidak bisa disembunyikan selamanya. Semakin banyak orang Jepang telah menyadari wajah sebenar kebijakan keamanan Abe dan bahaya yang akan didatangkannya. Seorang narasumber mengatakan kepada wartawan bahwa sekarang ini banyak pejabat senior Jepang yang merasa semakin gelisah dan tidak percaya pada kabinet Abe. Terutama banyak kalangan elite Departemen Luar Negeri Jepang juga khawatir akan diplomasi Kabinet Abe yang bermusuhan dengan Tiongkok. Kehidupan warga Jepang pun terpengaruh oleh semakin buruknya hubungan Jepang dengan Tiongkok dan Korea Selatan.