Menteri Keuangan Indonesia Chatib Basri baru-baru ini mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan terpengaruh oleh ekonomi global, di antaranya tekanan dari Amerika Serikat dan Tiongkok yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Chatib Basri, AS baru-baru ini mengumumkan tingkat pertumbuhan ekonomi tercatat 4,2 persen, ini adalah data pertumbuhan paling tinggi selama 6 sampai 7 tahun ini. Selain itu, AS sudah menciptakan 200 ribu lowongan kerja yang baru, hal ini dapat mendorong Cadangan Federal AS (FED) mempercepat normanisasi kebijakan moneternya. Sampai saat itu, pihaknya akan menaikkan suku bunga bank AS, sehingga memberikan tekanan kepada negara-negara kebangkitan baru seperti Indonesia.
Sementara itu, Basri menunjukkan, ekspor Indonesia akan melamban akibat melambannya pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Oleh karena itu, dia mengatakan, tekanan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 tak dapat diabaikan.
Wakil Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro juga menyatakan, pemerintah baru Jokowi-Kalla akan dibentuk pada tgl. 22 Oktober mendatang, pihaknya berharap pemerintah baru dapat terus merangsang pasar, di antaranya menyediakan tunjangan pajak kepada sektor-sektor yang penting, meningkatkan nilai investasi langsung dari luar negeri, terus mengembangkan investasi dan memperbaiki kinerja ekspor. Apabila langkah-langkah tersebut dapat diterapkan, maka tingkat pertumbuhan ekonomi tahun depan diharapkan mencapai 5,8 persen.