Departemen Pers Kementerian Luar Negeri Tiongkok pekan lalu menggelar seminar yang dihadiri para eksekutif situs web pers dan cendekiawan terkemuka dari Tiongkok dan sepuluh negara ASEAN.
Seminar tersebut dimaksudkan untuk menyediakan wacana pembahasan diplomasi publik secara online dan juga untuk meningkatkan saling pengertian antara rakyat Tiongkok dan negara-negara ASEAN. Dalam seminar tersebut para peserta bertukar pendapat mengenai kerja sama dan tantangan bersama. Mereka secara bulat menyatakan akan melakukan peliputan secara obyektif dan menunaikan tugas sebagai pekerja media secara bertanggungjawab demi perkembangan damai Tiongkok dan ASEAN.
Mengenai faktor positif dan masalah yang terdapat dalam proses peliputan yang dilakukan berbagai situs web Tiongkok dan ASEAN, Rektor Akademi Pers di bawah Universitas Media Tiongkok, Liu Chang mengatakan, para pekerja media hendaknya melakukan peliputan konstruktif demi penyebarluasan informasi yang positif. Ia berpendapat, media internet Tiongkok dan ASEAN seharusnya berpegang teguh pada pada pandangan "peace reporting", meminimalisir laporan tentang kerusuhan dan bentrokan. Sebaliknya, menambah liputan yang bernuansa lebih positif.
Usulan tersebut mendapat tanggapan ramai para peserta. Pejabat senior dari Sekretariat ASEAN berpendapat, sejumlah situs web cenderung merilis berita yang berbau negatif untuk menarik sorotan pembaca. Ada pula situs yang khawatir peliputannya dianggap sebagai propaganda jika banyak meliput hal-hal positif. Direktur situs web Surat Kabar Rakyat Vietnam mengusulkan pembentukan situs pers bersama Tiongkok-ASEAN untuk saling berbagi video dan laporan antara satu sama lain. Ia berpendapat bahwa pembagian informasi akan dapat menciptakan nuansa opini yang kondusif antara Tiongkok dan ASEAN. Wakil-wakil dari Indonesia dan Brunei Darussalam juga menyatakan ingin bekerja sama dengan Tiongkok dalam proses "peace reporting" guna mendorong kontak persahabatan antara rakyat kedua pihak.