Pertemuan Tahunan Boao Forum for Asia (BFA) dibuka di Boao, Provinsi Hainan, Tiongkok Selatan kemarin (26/3) dan akan berlangsung selama 4 hari. Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan pidato keynote dalam acara pembukaan. Dalam pertemuan tahunan kali ini akan digelar pula cabang forum Masyarakat ASEAN. Beberapa mantan negarawan dan kaum intelektual dari berbagai negara Asia Tenggara menyatakan bahwa Forum Boao Asia merupakan salah satu forum terpenting di dunia dan telah menimbulkan pengaruh besar di dunia.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi dalam wawancaranya dengan wartawan menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Asia berkembang pesat dan telah menjadi salah satu motor penggerak bagi ekonomi dunia. Oleh karena itu, Asia perlu semakin aktif berpartisipasi dalam urusan internasional dan BFA menjadi platform yang paling kompeten. Walaupun negara-negara Asia memiliki sejarah dan kebudayaan termasuk adat istiadat yang berbeda, namun sama-sama memiliki kebutuhan dan keinginan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Gagasan tentang pembentukan masyarakat senasib sepenanggungan diajukan Tiongkok tepat pada waktunya.
Badawi mengatakan, dalam proses perwujudan masyarakat senasib sepenanggungan, masing-masing negara Asia memiliki kewajiban dan perannya sendiri. Forum Boao Asia telah menyediakan panggung bagi setiap negara untuk membahas bagaimana kita bisa berjalan lebih cepat dan lancar dalam proses pembentukan masyarakat senasib sepenanggungan. Dalam proses tersebut, kebulatan tekad, sikap, kecerdasan dan kemampuan sangat dibutuhkan.
Mantan Wakil Perdana Menteri Kamboja Norodom Sirivudh menyatakan, Forum Boao Asia memiliki daya tarik yang kuat. Di forum ini semua topik penting akan dibahas, dimana hasil pembahasannya akan menjadi bimbingan penting bagi perkembangan sosial dunia pada masa depan.
Sirivudh menambahkan, ia akan mengikuti diskusi cabang forum yang mengutamakan topik "Masyarakat ASEAN: Titik Tolak Baru Integrasi". Dalam diskusi itu mereka akan membahas hubungan berbagai negara ASEAN dengan negara-negara besar utama di dunia, khususnya Tiongkok. Ia mengatakan, jika dilihat dari sudut satu negara, maka setiap negara dari sepuluh anggota ASEAN masing-masing memiliki proses perkembangan politik, kebudayaan dan ekonomi tersendiri. Namun jika dilihat dari sudut lain, maka ASEAN merupakan masyarakat dengan populasi sebanyak 600 juta jiwa, sekumpulan masyarakat yang saling terhubung melalui laut, sungai dan jalan raya. Oleh karena itulah, target konektivitas yang dikemukakan Tiongkok akan terlebih dulu meningkatkan hubungan Tiongkok dengan berbagai negara ASEAN serta hubungan antar berbagai negara ASEAN. Peningkatan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu bagian penting dalam proses konektivitas tersebut.
Mantan Menteri Pariwisata Indonesia Mari Elka Pangestu menyatakan, prakarsa Tiongkok tentang pembentukan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) telah menimbulkan tanggapan ramai di dunia. Pembentukan AIIB berarti pembangunan infrastruktur di Asia akan memiliki motor penggerak yang baru. Konektivitas di kawasan Asia dan Pasifik merupakan prasyarat yang esensial bagi kolaborasi dan kerja sasma di seluruh kawasan ini. Pembangunan infrastruktur di kawasan ini disambut semua negara Asia.