Dialog Menteri Keuangan ke-5 Tiongkok-Jepang pagi hari ini digelar setelah berselang lebih dari dua tahun. Menteri Keuangan Tiongkok Lou Jiwei dan Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan Jepang Taro Aso dengan didampingi pejabat-pejabat teras masing-masing mengadakan dialog langsung. Dengan latar belakang situasi ekonomi dunia yang tetap rumit dan berubah-ubah namun disertai dengan membaiknya hubungan Tiongkok-Jepang, diadakannya dialog kali ini memberikan beberapa sinyal dan juga menginjeksikan tenaga positif ke dalam perbaikan hubungan kedua negara bahkan pembangunan ekonomi bilateral dan global.
Kerja sama keuangan Tiongkok-Jeoang merupakan bagian penting hubungan ekonomi kedua negara. Dialog menteri keuangan Tiongkok-Jepang tidak saja merupakan platform penting pendorongan kerja sama keuangan bilateral dan juga bukti penting perkembangan hubungan strategis bilateral yang saling menguntungkan.
Padahal, sejak kedua pihak dalam pertemuan APEC di Beijing pada November tahun lalu mencapai empat butir pengertian bersama mengenai perbaikan dan pengembangan hubungan Tiongkok-Jepang, hubungan kedua negara mulai diperbaiki, pertukaran dan kerja sama di bidang-bidang kalangan rakyat, daerah, ekonomi, kebudayaan dan partai politik mulai dipulihkan dan komunikasi kedua pihak meningkat dengan nyata.
Sekitar setengah bulan yang lalu, Rapat Persahabatan dan Pertukaran Tiongkok-Jerpang digelar di Beijing dengan dihadiri sekitar 3 ribu tokoh sahabat berbagai kalangan dari 47 kabupaten Jepang. Presiden Xi Jinping menghadiri rapat tersebut dan menyampaikan pidato penting.
Wakil Direktur Balai Riset Jepang Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Tiongkok Gao Hong menyatakan, kunjungan rombongan besar Jepang ke Tiongkok menunjukkan bahwa cukup banyak orang dari kalangan rakyat Jepang yang berharap dapat memperbaiki hubungan kedua negara dan mereka bersedia dengan sikap dan cara yang bersahabat dan positif menghadapi masalah-masalah yang ada.
Para pakar menyatakan, karena letak geografis yang berdekatan, Tiongkok dan Jepang mempunyai banyak persamaan di berbagai bidang dan hendaknya menguasai kesempatan baik untuk memperbaiki hubungan kedua negara dan memperluas pertukaran serta memupuk rasa kepercayaan.
Ekonomi global kini berada pada masa peralihan besar, di manaTiongkok dan Jepang kedua-duanya menghadapi iklim eksternal yang lesu dan tantangan pembangunan yang serius, serta juga berada pada tahap krusial restrukturisasi ekonomi. Meningkatkan kerja sama keuangan kedua negara berdasarkan latar belakang ini tentunya akan mengundang perhatian umum.