Pagi tadi (03/09), pemerintah Tiongkok mengadakan kegiatan peringatan di lapangan Tian'anmen untuk memperingati kemenangan perang rakyat Tiongkok anti agresi Jepang dan kemenangan perang dunia anti fasis. Untuk pertama kali Tiongkok menyelengarakan parade militer secara besar-besaran untuk memperingati saat histrik ini. Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan pidato dan memeriksa pasukan parade. Xi Jinping menekankan, perang rakyat Tiongkok anti agresi Jepang dan perang dunia anti fasis adalah perang antara keadilan dan kejahatan, keterangan dan kegelapan, kemajuan dan reaksioner. Rakyat Tiongkok berjuang keras, secara tuntas mengalahkan agresor militerisme Jepang, membela hasil peradaban bersejarah selama 5000 tahun lebih dan usaha perdamaian umat manusia. Kemenangan perang anti agresi Jepang menghapuskan penghinaan Tiongkok yang selalu berjuang dan selalu kalah dalam melawan agresi dari luar. Peringatan genap 70 tahun kemenangan perang anti agresi Jepang dan kemenangan perang anti fasis bertujuan untuk mengingat sejarah, mengingat akan martir, menghargai perdamaian, berorientasi ke masa depan. Pada hari ini, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengumumkan bahwa Tiongkok akan mengurangi jumlah tentara sebanyak 300 ribu.
Seiring dengan berkumandangnya suara lonceng, pada pukul 10, kegiatan peringatan dimulai. Bendera nasional dikibarkan, semua hadirin di lapangan menyanyi lagu kebangsaan.
Pada tanggal 2 September 70 tahun yang lalu, agresor Jepang menandatangani surat penyerahan diri, ini menandakan kekalahan tuntas militerisme Jepang dan kemenangan perang dunia anti fasis. Sebagai medan perang utama di Timur, rakyat Tiongkok mengalami pengorbanan besar dan memberi kontribusi historik. Dalam perang anti Jepang, 35 juta lebih tentara dan warga Tiongkok menyumbang jiwa mereka atau terluka, kerugian langsung senilai US$ 100 miliar. Pada tahun 1951, pemerintah Tiongkok menetapkan tanggal 3 September sebagai hari peringatan kemenangan perang anti agresi Jepang. Pada tahun 2014, Kongres Rakyat Nasional Tiongkok menetapkan tanggal 3 September sebagai Hari Peringatan Kemenangan Perang Anti Agresi Jepang.
Di atas mimbar menara gerbang Tian'anmen, para pemimpin Tiongkok, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon serta pemimpin-pemimpin luar negeri lainnya menghadiri kegiatan hari ini. Xi Jinping mengatakan bahwa perang adalah cermin, agar masyarakat lebih mengenal betapa berharganya perdamaian. Kita perlu memperkokoh ketekadan untuk memelihara perdamaian dengan mengambil sejarah sebagai contoh. Dikatakannya,
"Demi perdamaian, kita perlu menegakkan kesadaran akan masyarakat senasib manusia. Pembelahan, diskriminasi, kebencian dan perang membawa bencana dan kesengsaraan melulu. Saling menghormati, hidup secara sama derajat, berkembang secara damai, makmur bersama adalah jalur tepat. Berbagai negara di dunia hendaknya memelihara tata tertib internasional yang merupakan asas tujuan dan prinsip PBB sebagai intinya, aktif membentuk hubungan internasional tipe baru dengan kerja sama dan menang bersama sebagai intinya, dalam rangka mendorong usaha mulia perdamaian dan perkembangan dunia."
Xi Jinping menekankan, Tiongkok akan dengan tegas menempuh jalan perkembangan secara damai.
Sebagai bagian penting dalam kegiatan peringatan hari ini, parade militer mengundang perhatian umum. Presiden Tiongkok Xi Jinping menumpangi mobil merek Hongqi, melintasi jembatan Jinshui dan maju ke jalan Chang'an untuk memeriksa pasukan parade.
Pada akhir kegiatan, 70 ribu balon diterbangkan, dan 70 ribu ekor merpati terbang ke langit, menyampaikan suara rakyat yang menghargai, memelihara dan mengejar perdamaian dengan rakyat berbagai negara di dunia.