Tiongkok Peringati Genap 70 Tahun Kemenangan Perang Anti Jepang dan Perang Dunia Anti Fasis
  2015-09-03 13:11:41  CRI

Pagi tadi (03/09), pemerintah Tiongkok mengadakan kegiatan peringatan di lapangan Tian'anmen untuk memperingati kemenangan perang rakyat Tiongkok anti agresi Jepang dan kemenangan perang dunia anti fasis. Untuk pertama kali Tiongkok menyelengarakan parade militer secara besar-besaran untuk memperingati saat histrik ini. Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan pidato dan memeriksa pasukan parade. Xi Jinping menekankan, perang rakyat Tiongkok anti agresi Jepang dan perang dunia anti fasis adalah perang antara keadilan dan kejahatan, keterangan dan kegelapan, kemajuan dan reaksioner. Rakyat Tiongkok berjuang keras, secara tuntas mengalahkan agresor militerisme Jepang, membela hasil peradaban bersejarah selama 5000 tahun lebih dan usaha perdamaian umat manusia. Kemenangan perang anti agresi Jepang menghapuskan penghinaan Tiongkok yang selalu berjuang dan selalu kalah dalam melawan agresi dari luar. Peringatan genap 70 tahun kemenangan perang anti agresi Jepang dan kemenangan perang anti fasis bertujuan untuk mengingat sejarah, mengingat akan martir, menghargai perdamaian, berorientasi ke masa depan. Pada hari ini, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengumumkan bahwa Tiongkok akan mengurangi jumlah tentara sebanyak 300 ribu.

Seiring dengan berkumandangnya suara lonceng, pada pukul 10, kegiatan peringatan dimulai. Bendera nasional dikibarkan, semua hadirin di lapangan menyanyi lagu kebangsaan.

Pada tanggal 2 September 70 tahun yang lalu, agresor Jepang menandatangani surat penyerahan diri, ini menandakan kekalahan tuntas militerisme Jepang dan kemenangan perang dunia anti fasis. Sebagai medan perang utama di Timur, rakyat Tiongkok mengalami pengorbanan besar dan memberi kontribusi historik. Dalam perang anti Jepang, 35 juta lebih tentara dan warga Tiongkok menyumbang jiwa mereka atau terluka, kerugian langsung senilai US$ 100 miliar. Pada tahun 1951, pemerintah Tiongkok menetapkan tanggal 3 September sebagai hari peringatan kemenangan perang anti agresi Jepang. Pada tahun 2014, Kongres Rakyat Nasional Tiongkok menetapkan tanggal 3 September sebagai Hari Peringatan Kemenangan Perang Anti Agresi Jepang.

Di atas mimbar menara gerbang Tian'anmen, para pemimpin Tiongkok, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon serta pemimpin-pemimpin luar negeri lainnya menghadiri kegiatan hari ini. Xi Jinping mengatakan bahwa perang adalah cermin, agar masyarakat lebih mengenal betapa berharganya perdamaian. Kita perlu memperkokoh ketekadan untuk memelihara perdamaian dengan mengambil sejarah sebagai contoh. Dikatakannya,

"Demi perdamaian, kita perlu menegakkan kesadaran akan masyarakat senasib manusia. Pembelahan, diskriminasi, kebencian dan perang membawa bencana dan kesengsaraan melulu. Saling menghormati, hidup secara sama derajat, berkembang secara damai, makmur bersama adalah jalur tepat. Berbagai negara di dunia hendaknya memelihara tata tertib internasional yang merupakan asas tujuan dan prinsip PBB sebagai intinya, aktif membentuk hubungan internasional tipe baru dengan kerja sama dan menang bersama sebagai intinya, dalam rangka mendorong usaha mulia perdamaian dan perkembangan dunia."

Xi Jinping menekankan, Tiongkok akan dengan tegas menempuh jalan perkembangan secara damai.

Sebagai bagian penting dalam kegiatan peringatan hari ini, parade militer mengundang perhatian umum. Presiden Tiongkok Xi Jinping menumpangi mobil merek Hongqi, melintasi jembatan Jinshui dan maju ke jalan Chang'an untuk memeriksa pasukan parade.

Pada akhir kegiatan, 70 ribu balon diterbangkan, dan 70 ribu ekor merpati terbang ke langit, menyampaikan suara rakyat yang menghargai, memelihara dan mengejar perdamaian dengan rakyat berbagai negara di dunia.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040