Sabtu lalu (26/9), Konferensi Meja Bundar Kerja Sama Selatan-selatan yang diprakarsai oleh Tiongkok diadakan di Markas Besar PBB di New York. Presiden Tiongkok Xi Jinping ketika memimpin konferensi tersebut menegaskan bahwa Tiongkok merupakan anggota negara-negara berkembang, selalu bersama-sama maju dengan negara-negara berkembang, dan hal ini tidak akan berubah. Enam puluh tahun lalu, Tiongkok mencari persamaan dan mengesampingkan perbedaan dengan negara-negara Asia-Afrika, memulai kerja sama selatan-selatan. Enam pulah tahun kemudian, Tiongkok memperdalam kerja sama lebih lanjut selatan-selatan pada masa baru.
Xi Jinping menyatakan bahwa Tiongkok masih terus mementingkan kerja sama selatan-selatan. Ia mengatakan bahwa meskipun Tiongkok telah mencapai prestasi perkembangan yang besar, namun Tiongkok masih tetap merupakan negara berkembang. Tiongkok memprakarsai konferensi meja bundar kali ini dengan harapan dapat mendorong kerja sama selatan-selatan agar berkembang ke taraf lebih tinggi dan lebih mendalam.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon menyatakan bahwa Tiongkok dengan sukses membuat jutaan orang terlepas dari kemiskinan ekstrem, sementara itu memainkan peranan pimpinan dalam kerja sama selatan-selatan. Tindakan-tindakan tersebut akan bermanfaat membantu kelompok yang paling miskin dan tidak berdaya, menyediakan daya pendorong politik agar Konferensi Iklim Paris pada bulan Desember mendatang sukses diadakan. Masyarakat internasional sedang mendorong terwujudnya agenda perkembangan berkelanjutan tahun 2030, dan sangatlah penting untuk secara luas membagikan informasi terkait kebijakan dan tindakan Tiongkok serta sejumlah segara selatan yang ekonominya berkembang secara cepat.
Di depan Konferensi Meja Bundar Kerja Sama Selatan-selatan, Xi Jinping juga mengumumkan sebuah kabar baik, yakni untuk membantu negara-negara berkembang mengembangkan ekonomi dan memperbaiki kehidupan rakyat. Tiongkok akan menyediakan dukungan terhadap proyek "enam seratus" kepada negara-negara berkembang pada lima tahun mendatang, yakni seratus langkah mengurangi kemiskinan, seratus langkah kerja sama pertanian, seratus langkah mendorong perdagangan, seratus langkah perlindungan ekologi dan menghadapi perubahan iklim, seratus langkah bantuan terhadap rumah sakit dan klinik, serta seratus langkah bantuan terhadap sekolah dan pusat penataran kejuruan. Selain itu, Tiongkok juga akan menyediakan kuota sebanyak 120 ribu orang untuk menerima penataran di Tiongkok dan 150 ribu beasiswa, memberikan penataran bagi 500 ribu personel teknologi untuk negara-negara berkembang. Selain itu, Tiongkok juga akan menyediakan bantuan uang tunai senilai 2 juta dolar Amerika kepada WHO.