Pertemuan informal pemimpin negara BRICS kemarin (15/11) diadakan di Antalya, Turki. Pertemuan dihadiri oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dan Presiden Brasil Dilma Rousseff.
Xi Jinping dalam pidatonya menunjukkan, kini situasi internasional mengalami perubahan baru, di bawah latar belakang melambannya pemulihan ekonomi dunia, unsur-unsur kesulitan dan rumit yang dihadapi oleh negara-negara bertambah, pertumbuhan ekonomi pada umumnya melamban, perkembangan telah memasuki masa pengaturan. Namun, kerja sama antara negara-negara BRICS dapat mengatasi kesulitan apabila berkeyakinan penuh dan meningkatkan koordinasi.
Xi Jinping dalam pertemuan tersebut mengajukan 4 butir usulan kepada negara-negara BRICS untuk memainkan peranan yang lebih besar. Xi Jinping menyatakan bahwa Tiongkok bersedia bersama dengan negara-negara BRICS untuk membagikan peluang perkembangan dan meningkatkan level kerja sama ekonomi.
Xi Jinping menegaskan, negara-negara BRICS perlu mendorong G-20 untuk beralih dari mekanisme tanggapan krisis ke mekanisme pembenahan yang berjangka panjang, membentuk ekonomi dunia yang terbuka, menentang proteksionisme perdagangan, mendorong berbagai pihak untuk mengambil kebijakan yang bertanggung jawab dan ekonomi makro, bersama-sama memperluas permintaan umum global.
Dalam pertemuan kemarin, para pemimpin negara BRICS dengan keras mengecam serangkaian peristiwa penyerangan teror di Paris, menegaskan kembali kerja sama internasional dalam memukul terorisme.
Para pemimpin negara BRICS lainnya juga menyatakan akan mendukung Tiongkok sebagai ketua G-20 tahun 2016.