Mengenai situasi perkembangan kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia dengan Tiongkok, Mendag Thomas Lembong mengatakan, hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok harus dipandang dari segi yang lebih luas, dan tidak boleh dikomentari dengan pandangan yang sempit. Itu merupakan kebijakan pokok yang dianut Presiden Jokowi. Maka untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan Tiongkok, kami mengajukan "kerangka TTI", yaitu "Trade-Tour-Investment", kerja sama kedua negara didorong bersama dari 3 segi tersebut. Baru-baru ini , kami dengan senang hati mencatat bahwa pendapatan pariwisata dan kelebihan investasi dari Tiongkok cenderung naik cepat,khususnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang telah dijadikan sebagai proyek simbolik antara kedua negara. Defisit perdagangan kedua negara sedang diperkecil melalui investasi Tiongkok di Indonesia. Itu merupakan suatu langkah penting bagi hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara, yang ingin mencapai kemajuan berkelanjutan.
Thomas mengemukakan 3 titik yang patut ditingkatkan dalam kerja sama kedua negara pada 2016.
Pertama, pemerintah RI yang dipimpin oleh Presiden Jokowi berpendapat, kekurangan pemasokan infrastruktur Indonesia merupakan hambatan terbesar bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Maka kerja sama di bidang infrastruktur akan diprioritaskan dalam kerja sama kedua negara.
Kedua, negara manapun semua ingin melakukan kerja sama ekonomi dengan peraturan yang lebih mudah. Maka ke depan, Indoensia akan terus menyederhanakan "prosedur pemberian izin".
Ketiga, industri manufaktur dan jasa merupakan titik berat dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan pemerintah Indonesia. Khususnya industri manufaktur pengolahan dan pariwisata modern, diharapkannya kedua negara bisa meningkatkan kerja sama antara usaha mikro, kecil dan menengah kedua negara di bidang tersebut. supaya menggabungkan industri manufaktur dan jasa Indonesia ke dalam mata rantai dunia.