Dewan Keamanan PBB kemarin meluluskan resolusi baru terhadap Korea Utara. Meskipun resolusi tersebut meliputi tindakan sanksi baru terhadap Korut, namun pada dasarnya adalah seimbang dan memiliki arah yang jelas. Sebagai negara anggota tetap DK PBB, Tiongkok memberi suara setuju pada resolusi tersebut.
Sebagaimana diketahui umum, Korut mengumumkan percobaan nuklir pada 6 Januari lalu. Ini adalah percobaan nuklir keempat Korut sejak tahun 2006. Pada 7 Februari lalu, Korut meluncurkan sebuah satelit dengan roket jarak jauh. Setelah itu, DK PBB mengecam Korut menggunakan teknologi peluru balistik untuk melakanakan peluncuran, dan menyatakan akan secepatnya meluluskan resolusi baru untuk mengambil tindakan penting sebagai tanggapan. Inilah latar belakang diluluskannya resolusi baru terhadap Korut tersebut.
Tiongkok memberi suara setuju, utamanya ada tiga sebab:
Pertama, pada level global, Korut berulang kali melanggar resolusi PBB, mengancam mekanisme nonproliferasi nuklir, merugikan kewibawaan DK PBB; sedangkan pada tingkat regional, Korut melanggar banyak persetujuan multilateral maupun bilateral berbagai pihak mengenai nuklir dan peluru kendali, dan mengancam perdamaian Semenanjung Korea, juga memberi kemungkinan perubahan pada situasi Asia Timur Laut.
Oleh karena itu, bertolak dari pendirian untuk memelihara perdamaian Asia Timur Laut bahkan seluruh dunia, Tiongkok mendukung PBB memberikan reaksi yang pantas dan relevan terhadap percobaan nuklir dan peluncuran satelit Korut.
Kedua, Tiongkok memberi suara setuju karena resolusi tersebut bertujuan untuk mencegah rencana pengembangan senjata nuklir dan peluru kendali Korut, dan tidak ditujukan pada kehidupan normal rakyat Korut.
Ketiga, Tiongkok setuju pada resolusi tersebut untuk menarik Korut kembali ke rel perundingan mengenai masalah nuklir Korut.
Tiongkok berkali-kali menekankan bahwa berbagai pihak tidak boleh melepaskan upaya untuk memulihkan perundingan, tidak melepaskan tanggungjawab untuk memulihkan perdamaian dan kestabilan Semenanjung Korea. Tiongkok berharap berbagai pihak terkait dapat kembali ke meja perundingan, karena satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah ialah perundingan.