Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mulai menyelidiki kebijakan perdagangan terhadap Tiongkok, ini adalah penyelidikan ke enam WTO terhadap Tiongkok sejak 2001. Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Shouwen memperkenalkan keadaan ekonomi, perdagangan dan investasi di Tiongkok sejak penyelidikan terakhir, termasuk tindakan reformasi dan keterbukaan serta keadaan keikutsertaan Tiongkok dalam sistem perdagangan multilateral. 100 lebih duta besar atau wakil negara anggota WTO untuk Jeneva menghadiri penyelidikan kali ini.
Menurut agenda penyelidikan, pertama-tama Wang Shouwen memperkenalkan keadaan perkembangan ekonomi dan perdagangan Tiongkok sejak penyelidikan terakhir pada Juli 2014.
Wang Shouwen mengatakan, ekonomi Tiongkok memelihara pertumbuhan pesat dalam dua tahun terakhir, dengan sukses mengubah pola pertumbuhan ekonomi yang terutama didorong oleh usaha jasa dan konsumsi dari investasi dan ekspor. Pada tahun 2015, Tiongkok menjadi mitra perdagangan terbesar bagi 120 lebih negara atau daerah. Tiongkok juga adalah salah satu destinasi investasi yang mempunyai daya tarik, 24 tahun berturut-turut berada pada urutan pertama di antara negara-negara berkembang. Tiongkok juga memperluas investasi di luar negeri, dan pertumbuhannya kuat. Pemerintah Tiongkok secara mendalam melaksanakan strategi perkembangan dengan inovasi, secara titik berat mendorong reformasi struktur di sisi penawaran, dengan positif mendorong keterbukaan putaran baru, dan berupaya membentuk sistem ekonomi terbuka yang baru. Pemerintah Tiongkok mengumumkan Prospek dan Aksi Pendorongan Pembangunan Koridor Ekonomi Jalur Sutera dan Jalur Sutra Maritim abad ke-21, dengan aktif mendorong pembangunan Satu Sabuk Satu Jalan.
Wang Shouwen mengatakan, selama 15 tahun setelah bergabung menjadi anggota WTO, Tiongkok selalu merupakan peserta aktif, pendukung tegas dan kontributor penting dalam sistem perdagangan multilateral. Tiongkok berupaya agar pertemuan Doha mencapai kemajuan, secara aktif ambil bagian dalam penyusunan peraturan dan perundingan keterbukaan pasar dalam kerangka WTO, mendukung sistem perdagangan multilateral, dengan tegas menentang proteksionisme. Tiongkok dengan sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban sebagai anggota WTO, juga secara taat melaksanakan keputusan WTO.
Hingga Juni 2016, Tiongkok telah memberi tanggapan terhadap 22 kasus WTO yang melibatkan Tiongkok, terhadap 11 kasus yang telah menghasilkan kesimpulan, Tiongkok telah melaksanakan keputusan WTO atau mencapai solusi yang memuaskan dengan pihak yang mengajukan gugatan dalam masa yang ditentukan.
Wang Shouwen menyatakan pula, Tiongkok selalu menjalankan konsep laba yang tepat. Sejak tahun 2008, Tiongkok selalu adalah pasar ekspor terbesar bagi negara-negara yang paling tidak maju, memberlakukan bea cukai nol terhadap 97 persen produk dari 33 negara yang paling tidak maju. Pemerintah Tiongkok dengan positif menanggapi usulan bantuan WTO, dua tahun berturutu-turut menyumbang dana bagi Proyek Dukungan Tiongkok kepada Negara-negara Yang Paling Tidak Maju. Terakhir, Wang Shouwen mengatakan bahwa Tiongkok akan terus mendukung dan memelihara sistem perdagangan multilateral, berupaya mendorong perundingan putaran Doha agar mekanisme ini berkembang ke arah yang lebih seimbang, saling menguntungkan dan inklusif.