Menlu RRT: Pendalang di Belakang Mahkamah Arbitrase Pasti Diungkapkan
  2016-07-27 10:21:00  CRI

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dalam pertemuan menteri luar negeri KTT Asia Timur ke-6 kemarin (26/7) di Vientiane memaparkan pendirian pihak Tiongkok mengenai kasus arbitrase Laut Tiongkok Selatan.

Wang Yi menegaskan, putusan mahkamah arbitrase ternyata membelakangi semangat tata hukum internasional, juga melanggar prinsip dan semangat Konvensi, putusan tersebut penuh dengan pertanyaan dan kesalahan baik dilihat dari prosedur, hukum dan bukti, dapat disebut sebagai "tiga ilegal", yang pertama adalah pengajuan arbitrase ilegal, kedua pendirian mahkamah arbitrase ilegal dan ketiga hasil arbitrase ilegal. Oleh karena itu, pendirian yang diambil oleh Tiongkok adalah adil sepenuhnya, tujuannya ialah memelihara keadilan internasional, memelihara perdamaian dan stabilitas di kawasannya.

Wang Yi menyatakan, semakin banyak negara mulai mengenal hakikat dan bahaya kasus arbitrase, memahami dan mengaku pendirian Tiongkok untuk mempertahankan penyelesaian pertikaian melalui perundingan dan konsultasi secara langsung, menghimbau berbagai pihak menghormati hak negara berdaulat untuk memilih cara penyelesaian pertikaian secara mandiri, termasuk menghormati pernyataan eksklusif yang tercantum dalam Konvensi pasal ke-298. Selain itu, semakin banyak tokoh kalangan ilmu hukum internasional mempertanyakan legalisasi kasus arbitrase dan keadilan putusan. Dapat diramalkan bahwa seiringan dengan berjalannya waktu, keilegalan apa yang disebut kasus arbitrase Laut Tiongkok Selatan pasti akan diungkapkan, operasi politik di belakang mahkamah arbitrase sementara pasti akan diketahui umum.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040