Raja baru, Rama X Thailand Maha Vajiralongkorn kemarin (1/12) malam secara resmi naik takhta. Rakyat Thailand pada umumnya berharap bahwa pergantian takhta dapat berlangsung secara lancar, mereka lebih berharap bahwa raja yang baru dapat menjamin sepenuhnya kestabilan situasi politik dan pemulihan ekonomi.
Selama tahun-tahun belakangan ini, Maha Vajiralongkorn secara bertahap menegakkan citranya. Selain menaruh perhatian terhadap pembangunan modernisasi angkatan bersenjata, sebagai putra mahkota, ia juga sering kali menghadiri berbagai kegiatan dan upacara penting atas nama Raja Bhumibol, sementara membantu raja untuk menangani urusan rutin.
Sejak diterapkan sistem monarki konstitusional, proses politik Thailand dianggap sebagai proses peralihan antara Kerajaan, militer dan politik. Sebagai raja yang baru, Maha Vajirolongkorn perlu terus memainkan peranannya sebagai "alat stabil politik", memperimbangkan hubungan antara ketiga pihak.
Selama dasawarsa yang silam, walau kekuasaan Thailand silih berganti, politik jalanan aktif, namun Kerajaan dan tentara selalu berjalan selaras. Setelah kudeta militer pada tahun 2014, pemerintah Prayuth Chan-ocha selalu menjajaki mekanisme konsultasi politik dari pikiran pembimbing yang sebelumnya dikemukakan oleh raja, dalam rangka menemukan cara yang dapat memelihara kestabilan politik dan mengatasi perselisihan sosial. Oleh karena itu, pengamat berpendapat, pemerintah Prayuth sudah mengadakan pengaturan sebelumnya, dalam masa selanjutnya, tentara mungkin akan berkoordinasi erat dengan raja yang baru, memainkan peranan baru untuk memelihara kestabilan politik.
Kenyataan yang diakui umum menunjukkan, kewibawaan Maha Vajiralongkorn sulit dibandingkan dengan Raja Bhumibol. Pakar Thailand menunjukkan, kehormatan, kewibawaan dan daya pengaruh yang dimiliki oleh Raja Bhumibol selama 70 tahun adalah satu-satunya, penerusnya sulit menggantikannya atau mencontoh.
Kerajaan yang perkasa selama masa Raja Bhumibol sedikitnya berasal dari tiga unsur, yaitu persekutuan raja dengan tentara, sumbangan brilian tanpa pamrih Bhumibol kepada pembangunan negara serta keperluan situasi dalam dan luar negeri Thailand.
Bagi raja yang baru, memelihara hubungan yang baik dengan tentara merupakan salah satu batu timbangan yang penting. Akan tetapi, kewibawaan pribadi perlu ditegakkan secara bertahap, apalagi zaman sudah berubah.
Seiring dengan peralihan pergantian takhta, tugas politik yang penting segera akan diletakkan di depan raja yang baru dan pemerintah sekarang, yaitu kapan diadakannya pemilihan umum sesuai dengan Undang-Undang Dasar yang diterima pada bulan Agustus tahun ini yang sebelumnya dijadwalkan pada tahun depan telah ditundakan sampai tahun 2018 karena wafatnya Raja Bhumibol. Yang dapat diramalkan ialah, Kerajaan Thailand pada era yang baru terpaksa menemukan keseimbangan antara elite dan permintaan rakyat, raja yang baru perlu berkoordinasi dengan pemerintah Prayuth dan tentara, bersama-sama menangani pemerintahan.