Dalam liputan selama 5 hari di Provinsi Hunan, para jurnalis sempat mengadakan temu wicara dengan pejabat-pejabat Kota-kota Changsha, Zhuzhou, Tanxiang, dan berkunjung ke 13 tempat untuk melakukan liputan, antara lain Zona Percobaan Changsha-Zhuzhou-Xiangtan, Hunan TV, SANY Grup, Changfeng Group, CRRC Zhuzhou Locomotive Grup dan perusahaan Tidfore.
Jurnalis dari situs web Detikcom Indonesia Hany Koesumawardani menyatakan: "melalui liputan kali ini, saya lebih baik mengenal Tiongkok, yang berbeda dengan kesan saya sebelumnya, dulu saya hanya tahu Beijing, seperti warga Tiongkok hanya tahu Bali di Indonesia. Dengan kesempatan kali ini saya mendapat banyak pengetahuan di Provinsi Hunan, saya mengetahui terdapatnya banyak perusahaan besar di sini, seperti SANY Grup", demikian dikatakan jurnalis Detikcom dari Indonesia.
Kepada wartawan, Direktur harian Bisnis Indonesia Akhirul Anwar mengatakan, sekarang ini Grup SANY semakin terkenal di Indoensia.
Mengenai kerja sama masa depannya, Hany Koesumawardani berpendapat, pertukaran antara media Tiongkok dan Indonesia yang seperti ini boleh sering diadakan, karena terdapat banyak hobi yang sama antara warga Tiongkok dan Indonesia, seperti minum teh atau mancing ikan. Menurut dia, pertukaran dan kunjungan timbal balik antara media kedua negara bukan saja bisa saling belajar cara dan pengalaman komunikasi, tapi juga bisa memberikannya kesempatan untuk menjadi "seorang warga asli Tiongkok selama satu bulan".
Jurnalis dari Chinapress Malaysia Loh Wai Yee sangat tertarik pada kegiatan liputan kali ini. Dia mengatakan, industri otomotif dan perusahaan industri Tiongkok saat ini cukup bagus, banyak perusahaan Tiongkok telah mencapai perkembangan pesat di bidang teknologi. Menurut dia, banyak perusahaan ASEAN bisa melakukan pertukaran dengan perusahaan Tiongkok, demi mendorong kerja sama antara Tiongkok dan ASEAN.
Pusat Listrik Tenaga Angin(PLTA) Xiangfeng di kota Xiang Tan telah memberikan kesan mendalam kepada Malai Bobby,jurnalis Harian Borneo Bulletin dari Brunei. Dia menatakan, sejauh ini Brunei belum memiliki PLTA, padahal teknologi ini bisa dimanfaatkan di mana saja asal menggunakan teknik dan pengetesan yang tepat. Pemerintah Brunei selalu mengupayakan energi alternatif untuk menggantikan migas, dan gagasan ini akan disampaikannya kepada para pembaca Brunei melalui medianya.