Dialog Ekonomi dan Perdagangan Tingkat Tinggi Tiongkok-AS digelar di New York pada hari Rabu kemarin (14/6). Dialog kali ini disponsori bersama oleh Pusat Pertukaran Ekonomi Internasional Tiongkok (CCIEE) dan Asia Society AS. Pertemuan dialog kemarin dihadiri puluhan negarawan, perwakilan perusahaan dan cendekiawan, antara lain, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat (MPPR) Tiongkok, Tung Chee Hwa, Rektor Akademi Pers Univesitas Rakyat Tiongkok, Zhao Qizheng, Duta Besar Tiongkok untuk AS, Cui Tiankai, Rektor Asia Society Policy Intitute, Kevin Rudd yang juga merupakan mantan Perdana Menteri Australia. Para hadirin berpendapat, Tiongkok dan AS dapat berkontribusi banyak di bidang ekonomi melalui kerja sama. Mereka mengimbau agar "titik terang" hendaknya melampaui "titik panas" dalam perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara.
Rencana seratus hari ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS serta inisiatif One Belt One Road yang dicetuskan Tiongkok adalah dua topik hangat dalam seminar tersebut. Kevin Rudd dari Asia Society Policy Institute menyatakan, "rencana seratus hari" memiliki arti penting karena bersangkutan erat dengan perdagangan dan kebijakan. Inisiatif One Belt One Road tidak hanya sebatas seratus hari, tapi menyangkut seratus tahun mendatang. Inilah sebabnya inisiatif tersebut mengundang perhatian luas. Yang menjadi perhatian kita adalah urusan dalam jangka menengah dan panjang.
Inisiatif One Belt One Road mendapat perhatian luas dari perusahaan AS. Kevin Ruud menyatakan, yang menjadi fokus perhatian masyarakat AS adalah berapa jumlah uang yang harus diinvestasikan dalam One Belt One Road, serta cara investasi dan pengaruh geo-politik jangka panjang apa saja yang akan muncul dalam proses pelaksanaannya. Dialog serupa antara wadah pemikir Tiongkok dan AS akan menjawab pertanyaan dan membangun jembatan komunikasi sehingga "titik terang" akan lebih banyak daripada "titik panas" dalam proses perkembangan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara.
Duta Besar Tiongkok untuk AS, Cui Tiankai menyatakan, kerja sama Tiongkok dan AS di bidang ekonomi dan perdagangan akan membawa hasil yang saling menguntungkan, dan bermanfaat bagi dunia. Semua ini menuntut Tiongkok dan AS berpegang teguh pada tanggung jawab dan kewajibannya serta meluruskan hubungan antara kerja sama dan persaingan. Kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok dan AS akan mempunyai prospek yang cerah dan berpotensi besar jika kedua pihak dapat menangani pergesekan perdagangan dan ekonomi melalui dialog dan musyawarah.
Cui Tiankai menyatakan memang persaingan antara Tiongkok dan AS sudah lama hadir. Persaingan itu seharusnya membantu kedua negara untuk berkembang menjadi lebih kuat. "Persaingan itu tidak boleh mengesampingkan kerja sama, juga tidak boleh ditujukan untuk membasmi lawannya, karena tanpa persaingan, kita akan kehilangan daya saing." Demikian tutur Cui Tiankai dalam Dialog Ekonomi dan Perdagangan Tingkat Tinggi Tiongkok-AS di New York kemarin.