Berbagai Negara Menentang Intervensi Aksi Militer terhadap Situasi Venezuela
  2017-08-14 13:04:02  CRI
Berkenaan dengan perkataan Presiden AS Donald Trump bahwa tidak menutup kemungkinan untuk menjalankan aksi militer di Venezuela, sejumlah pemerintah negara-negara Amerika pada hari Sabtu lalu (12/8) menyatakan dengan tegas menentang aksi militer negara mana pun mencampuri situasi politik Venezuela, dan mendesak penyelesaian krisis dengan dialog atau melalui jalur diplomatik dan politik. Pada hari yang sama, Majelis Konstituante Venezuela memutuskan untuk memajukan pemilu lokal yang sebelumnya dijadwalkan pada bulan Desember tahun ini ke bulan Oktober.

Donald Trump pada Jumat lalu (11/8) mengatakan, AS memiliki sejumlah besar pilihan dalam menghadapi situasi Venezuela, dan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menjalankan aksi militer. Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez menanggapi hal ini dengan mengatakan, tidak peduli apa pun yang terjadi, tentara Venezuela akan selalu berupaya memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Ia juga menuding bahwa perkataan Trump gila dan ekstremis.

Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza pada Sabtu lalu (12/8) mengatakan, pihaknya mengecam keras semua ancaman militer pemerintah AS terhadap Venezuela, dan menghimbau negara-negara Amerika Latin bersatu untuk memelihara perdamaian regional. Arreaza menambahkan, rakyat dari semua negara harus menentang AS yang memaksakan gagasan dan sistemnya kepada negara lain dengan kekerasan dan perang.

Argentina, Brasil, Paraguay dan Uruguay, empat pencipta Mercosur (Pasar Bersama Selatan), pada hari Sabtu lalu (12/8) mengumumkan komunike bersama yang menentang intervensi aksi militer dalam situasi Venezuela. Menurut komunike tersebut, dialog dan diplomasi adalah jalur satu-satunya yang dapat diterima untuk menyelesaikan krisis Venezuela, dan penolakan terhadap kekerasan serta aksi militer adalah dasar bagi penyelesaian masalah domestik maupun internasional manapun.

Kementerian Luar Negeri Meksiko mengumumkan, pihaknya menegaskan kembali Pernyataan Lima yang dicapai Menlu 17 negara Amerika, mengecam Venezuela merusak ketertiban demokrasi, tidak mengakui kesah-an Majelis Konsitutante Venezuela, juga menentang penyelesaian masalah Venezuela dengan kekerasan. Meksiko akan menggunakan segala upaya diplomasi yang memungkinkan, untuk memperbaiki demokrasi Venezuela melalui konsultasi yang damai.

Kementerian Luar Negeri Peru mengumumkan pernyataan bahwa pihaknya mengecam ancaman atau kekerasan terhadap Venezuela yang tidak diberikan wewenang oleh Dewan Keamanan PBB. Perundingan adalah jalur satu-satunya yang dapat diterima untuk memulihkan ketertiban demokrasi. Keinginan menggunakan kekerasan apapun akan merusak target Venezuela untuk memulihkan demokrasi, dan juga melanggar prinsip Piagam PBB.

Presiden Bolivia Juan Evo Morales Ayma di media sosial mengecam ancaman kekerasan Trump terhadap Venezuela, dan menghimbau negara-negara di Amerika Selatan untuk tidak diam terhadap ucapan pemimpin AS.

Pada hari Sabtu lalu (12/8), Majelis Konsituante Venezuela mengadakan sidang pleno, dan meluluskan resolusi yang mengecam ancaman kekerasan AS terhadap Venezuela, serta resolusi yang memajukan pemilu lokal ke bulan Oktober mendatang. Menurut resolusi, pemilu lokal seharusnya diadakan pada akhir tahun lalu, namun aksi kekerasan golongan oposisi yang berlarut-larut mengganggu ketertiban pemilihan, sehingga pemilihan ditunda hingga bulan Desember tahun ini. Setelah pemilihan Majelis Konstituante berjalan dengan damai, pengadaan pemilihan daerah sebelum waktunya akan bermanfaat dalam menutup perselisihan dalam negeri dengan pemberian suara yang transparan dan terbuka.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040