Pada hari Sabtu lalu(12/8), Perdana Menteri Laos Thongloun Sisoulith Minggu lalu di Vientiane menyatakan bahwa pihaknya akan menarik mundur pasukan yang dikerahkannya di daerah perbatasan Laos dan Kamboja, kedua pihak setuju mengupayakan konsep dialog untuk memecahkan perselisihan perbatasan. Hal ini menandakan bahwa krisis perbatasan Laos dan Kamboja yang disebabkan "pasukan melintasi perbatasan" telah diselesaikan secara damai.
Pada hari Sabtu lalu, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen berkunjung ke Vientiane dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Laos Thongloun Sisoulith seputar masalah perbatasan kedua negara, dan juga bertemu dengan Presiden Laos Boungnang Vorachith. Dalam jumpa pers usai pertemuan itu, PM Laos Thongloun Sisoulith menyatakan bahwa kedua pihak telah melakukan diskusi yang "jujur dan bersahabat", kedua pihak setuju menghindari eskalasi ketegangan situasi menjadi perlawanan militer. Kedua negara setuju untuk terus melanjutkan dialog dan segara menemukan solusi mengenai perbatasan yang belum ditetapkan melalui Komisi Gabungan Perbatasan dan jalur menteri luar negeri kedua negara.
Laos dan Kamboja memiliki garis batas sepanjang 540 kilometer, dengan 86 % telah ditandai dan 14 %-nya masih belum ditandai. Daerah yang disengketakan kedua pihak kali ini berlokasi di perbatasan Provinsi Attapeu, Laos selatan dengan Provinsi Stung Treng Kamboja utara. Dalam sebuah suratnya kepada PM Laos Thongloun Sisoulith pada tanggal 2 Agustus ini, PM Kamboja Hun Sen mengatakan, berdasarkan sebuah peta yang diterbitkan Prancis pada tahun 1955, kedaulatan daerah tersebut dimiliki oleh Kamboja. Pada bulan Februari tahun ini, pasukan Kamboja mulai membangun jalan di lokasi tersebut namun kemudian dilarang oleh pihak Laos dengan alasan garis batas wilayah tersebut belum dipastikan, dan Laos meminta Kamboja untuk menghentikan pekerjaannya. Menurut sumber dari Kamboja, tentara Laos sempat menghalangi pekerjaan Kamboja dengan "melintasi garis batas". Sehingga menimbulkan konflik antara pasukan Kamboja dan Laos di daerah tersebut.
Saat ini, setelah kedua pihak mencapai kesepakatan, Laos telah mengumumkan penarikan mundur pasukannya dan Hun Sen juga telah memerintahkan penghentian pembangunan jalan di lokasi tersebut.