Ritel Pola Baru Datangkan Kemudahan Baru Kepada Kehidupan
  2018-01-29 10:22:32  CRI

Pada tahun 2017, bisnis elektronik dan ritel konvensional Tiongkok akhirnya mulai saling melengkapi, setelah sebelumnya sempat bersaing selama beberapa tahun terakhir. Bisnis online dan offline tidak hanya berpadu secara mendalam, kedua sektor usaha tersebut juga menyesuaikan diri dengan teknologi logistik modern, big data dan komputasi awan. Ritel pola baru ini tak saja mendatangkan kemudahan nyata kepada rakyat Tiongkok, tapi juga telah memperbarui pola bisnis ritel di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa contoh kemudahan dan manfaat yang didatangkan dari perpaduan bisnis online dan offline: bahan makanan segar yang dipesan secara online dapat tiba di rumah pembeli dalam waktu hanya 30 menit; baju yang ingin dibeli dapat dimasukkan ke dalam keranjang belanja online setelah konsumen memindai kode QR yang tertera pada label baju, dan lain-lain.

Sebuah supermarket yang bernama "Hema Fresh Store" di Jalan Dacheng Beijing ramai dikunjungi. Warga kota bernama Gu tengah melakukan pembayaran di kasir. Ia mengeluarkan ponsel agar kasir dapat memindai kode QR aplikasi "Hema" di ponselnya, transaksi pun selesai. Metode belanja Tuan Gu itu merupakan gambaran kecil dari perubahan pola konsumsi masyarakat Tiongkok. Jurubicara Biro Statistik Nasional Tiongkok Xin Zhihong menyatakan, maraknya ritel online yang dibarengi dengan perpaduan antara bisnis online dan offline tengah mendorong pemulihan usaha ritel konvensional.

Belasan toko "Hema Fresh Store" di Tiongkok telah berhasil memadukan bisnis online dengan toko konvensional. Misalnya, konsumen dapat melacak daerah penghasil produk hanya dengan memindai kode QR yang tertera di atas produk; lokasi toko konvensional dipilih berdasarkan big data sumber pelanggan; pada umumnya konsumen akan melakukan pembelian secara online, sedangkan toko konvensional hanya dijadikan tempat untuk melihat barang secara langsung; dan toko yang berada dalam jangkauan 3 km dapat mengantarkan pesanan ke alamat konsumen dalam waktu 30 menit. Semua ini merupakan beberapa contoh konsep "Ritel Baru" yang dikemukakan Jack Ma, Ketua Dewan Komisaris Grup Alibaba. Jack Ma berpendapat, integrasi antara ritel online dan offline akan semakin erat pada masa depan, ditambah lagi teknologi logistik modern, big data dan komputasi awan, sehingga akan membentuk konsep "Ritel Baru".

Konsep "Ritel Baru" kebanyakan termanifestasi pada kerja sama antara Grup Alibaba dengan perusahaan offline. Alibaba kini telah membuka belasan ribu "toko pintar". Manajer toko busana wanita di Plaza Chia Tai Lujiazui Shanghai, Gao Jin menerangkan bahwa tokonya kini telah membeli mesin panduan belanja, sehingga para pengunjung tidak perlu melakukan pembayaran di kasir. Selain itu, tokonya juga dilengkapi "fasilitas pintar" lainnya. Misalnya, jika si A masih merasa ragu setelah mencoba pakaian yang ingin dibeli, dia dapat memindai kode QR yang tertera pada pakaian dengan menggunakan ponsel, setelah itu pakaian tersebut secara otomatis masuk ke dalam keranjang belanja online si A. Ia dapat melakukan pembelian di rumah setelah melalui pertimbangan matang.

Teknologi dan layanan terbaru di bidang "Ritel Baru" itu juga termanifestasi pada China Unicom Smart Living Experience Store yang baru-baru ini diresmikan di Shanghai. Toko yang dibuka atas kerja sama China Unicom dan Alibaba itu dapat memungkinkan para konsumen mencoba layanan belanja realitas tertambah (AR) di toko tersebut, selain itu, pengunjung juga dapat melihat segala produk di seluruh negeri dan membelinya dengan cara memindai kode QR produk.

Menurut Direktur Pemasaran Grup Alibaba Dong Benhong, "Ritel Baru" lebih mengutamakan layanan dan pengalaman yang dirasakan para konsumen.

Menurut analisa Institut Riset Global McCain (MGI), gelombang digitalisasi tengah mendefinisi ulang pengalaman yang dirasakan konsumen di sektor usaha ritel. Di sektor usaha konsumsi dan ritel, kini sekitar 85 persen konsumen Tiongkok adalah pembeli omni-channel atau pembeli yang menggunakan lebih dari satu saluran penjualan, sehingga harapan mereka terhadap pengalaman berbelanja semakin tinggi.

Pada tahun 2017, bukan hanya Alibaba saja yang memraktekkan pola ritel baru, perusahaan e-commerce lainnya juga mengambil strategi serupa. Misalnya konsep "ritel cerdas" Suning dan konsep "ritel tanpa batas" JD.com. Perusahaan e-commerce tengah mempercepat kerja sama dengan perusahaan ritel konvensional. Pola bisnis serba baru yang mengaburkan batas antara ritel online dan offline mulai terbentuk melalui integrasi dan konektivitas antara data, rantai penawaran, pembayaran, logistik, toko konvensional, dan produk.

Periset dari Center for China and Globalization (CCG) Chu Yin berpendapat, kehadiran inovasi pola ritel sejenis secara bersamaan, tak terlepas dari perubahan baru dan situasi kemacetan (bottleneck) yang terlahir dari perkembangan ekonomi Tiongkok. Sementara itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan pula, pihaknya akan mengumumkan Kerangka Inovasi Teknologi Usaha Ritel dan kasus tipikal penerapan teknologi di saat yang tepat, demi menuntun perusahaan ritel memperbesar penerapan teknologi modern dan secara lebih baik menyesuaikan diri dengan kebutuhan akibat eskalasi konsumsi.

Pada akhir November 2017, atas undangan Program Pangan Dunia (WFP), Chief Financial Officer "Hema Fresh Store" Sheng Chong menghadiri Ekspo Pembangunan Selatan-Selatan Global 2017 di Antalya, Turki. Ia menyatakan, "Ritel Baru" yang dicetuskan Hema memungkinkan usaha ritel Tiongkok meroket sekali lagi, sekaligus juga mendorong perkembangan pesat UKM di sektor pertanian. Menurut analis, faktor teknologi dan intelegensi di balik tren belanja, tengah mendatangkan pengalaman belanja yang lebih efektif dan efisien kepada para konsumen Tiongkok. Pola seperti ini telah menjadi yang terdepan di dunia.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040