Sidang pertama Kongres Rakyat Nasional (KRN) ke-13 ditutup di Beijing, Selasa (20/3) kemarin. Dalam jumpa pers seusai penutupan, Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang menyatakan, Tiongkok akan terus mempertahankan perdagangan bebas, dan membuka pintu lebih lebar terhadap dunia luar. Ia menegaskan, Tiongkok selamanya tidak akan melakukan ekspansi, tapi akan memusatkan tenaga dan pikiran pada urusan pribadi.
Tahun ini bertepatan dengan 40 tahun dilaksanakannya kebijakan reformasi dan keterbukaan Tiongkok. Li Keqiang menyatakan, upaya pemerintah Tiongkok diarahkan ke pasar yang terdiri dari 1,3 miliar penduduk, Tiongkok akan menjadi pasar persaingan yang adil bagi sejumlah perusahaan Tiongkok maupun luar negeri, dan menyediakan lebih banyak pilihan kepada para konsumen Tiongkok. Di samping itu, Tiongkok juga akan meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Selama beberapa tahun terakhir ini, tingkat kontribusi Tiongkok terhadap pertumbuhan ekonomi dunia melampaui 30%, daya tarik modal dan pasar Tiongkok menjadi semakin besar. Li Keqiang menegaskan kembali, Tiongkok selamanya tidak akan melakukan ekspansi. Tiongkok adalah negara berkembang, dan tidak berambisi melakukan ekspansi. Bahkan jika Tiongkok menjadi negara kuat di masa depan, Tiongkok tetap tidak akan menempuh jalan hegemoni negara kuat. Tiongkok memprakarsai "Satu Sabuk Satu Jalan", tapi inisiatif tersebut akan melibatkan semua negara dalam mendiskusikan, membangun, dan menikmati hasil-hasilnya. Tiongkok memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang, khususnya negara-negara kurang maju, sesuai batas kemampuannya tanpa persyaratan politik apapun. Tiongkok akan memusatkan perhatiannya pada urusan sendiri, menciptakan peluang menang bersama (win-win) bagi perkembangan Tiongkok.
Mengenai hubungan lintas Selat Taiwan, Li Keqiang menyatakan, pihak Daratan bersedia bersama dengan saudara-saudara setanah air Taiwan untuk bersama-sama menikmati peluang yang tercipta dari perkembangan Daratan, namun Tiongkok tidak mentoleransi upaya dan usulan untuk memerdekakan Taiwan, juga tidak mengizinkan kekuatan asing memainkan "kartu Taiwan".
Li Keqiang mengharapkan Hong Kong dan Makau berintegrasi dalam perkembangan negara, mempertahankan prinsip "satu negara dua sistem", "urusan Hong Kong ditangani oleh orang Hong Kong", "urusan Makau ditangani oleh orang Makau" dan otonomi tingkat tinggi. Kawasan Teluk Besar Guangdong, Hong Kong dan Makau hanya dibentuk menjadi kutub pertumbuhan yang baru.
Sebagai dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, perdagangan bilateral antara Tiongkok dan AS sangat mengundang perhatian umum. Li Keqiang menegaskan, tidak ada pemenang dalam perang perdagangan. Ia mengharapkan kedua pihak dapat mengambil sikap rasional, tidak bertindak semena-mena, dan menghindari perang perdagangan.
Berbicara tentang hubungan ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Rusia, Li Keqiang berharap kedua negara dapat meningkatkan nilai perdagangan sampai US$ 100 miliar melalui pengembangan potensi dan pembentukan mekanisme inovasi.
Tentang situasi Semenanjung Korea, Li Keqiang menyatakan, pihak Tiongkok optimis terhadap peredaan ketegangan situasi di Semenanjung Korea. Tiongkok mendukung upaya penyelesaian masalah nuklir Korea melalui dialog dan perundingan, dan berupaya semaksimal mungkin untuk mendorong terwujudnya denuklirisasi Semenanjung Korea serta memelihara perdamaian dan kestabilan semenanjung.